Pages

Sunday, November 11, 2012

LOVE AT FIRST SIGHT [Fanfiction EXO LuHan] Part 3




Title: Love At First Sight
Cast:
  • EXO s LuHan as Xi LuHan
  • Kim HyeJin (OC)
  • EXO s Chen as Chen / Kim JongDae

Rating: PG-16
Genre: Romance



*HyeJin POV*
"Aku pikir akan lebih baik jika kalian tak berlama-lama pacaran. Pernikahan kalian akan kami adakan seminggu setelah kalian lulus.”, ujar Ny.Xi.
Sontak HyeJin membulatkan kedua matanya, namun ia berusaha menutupi perasaan terkejutnya.
---                                                                                                                              

“Bulan depan?! Itu bagus!”, ucap LuHan semangat ketika ia dan HyeJin sudah berada di depan rumah HyeJin.

“Kenapa secepat itu, haa?!!!”, protes HyeJin.

“Ya mana kutahu!!”, pekik LuHan.

****************************** 
-Next Month-
-Beijing, China-
*Author POV*
Sehari setelah upacara pernikahan LuHan dan HyeJin dilaksanakan, mereka pergi ke Beijing untuk mengunjungi keluarga Xi LuHan yang tak sempat datang ke pernikahannya.
“Kita menginap di hotel? Bukankah kau punya keluarga disini?”, tanya HyeJin pada Luhan yang langsung membawanya ke sebuah hotel setibanya mereka di Beijing.

“Rumah keluargaku disini tidak besar. Aku takut kau tidak akan nyaman menginap disana.”, jawab LuHan menggandeng tangan HyeJin memasuki hotel.

“HyeJin-ah, pesanlah kamar! Aku lelah. Kau bisa bahasa mandarin kan? Kalau tidak bisa pakai bahasa inggris saja!”, pinta Luhan terduduk lemas di sofa loby hotel.
HyeJin pun bergegas ke bagian receptionis.
---

“Ini. Aku di kamar 124. Dan kau kamar 125.”, ujar HyeJin menyerahkah salah satu kartu kamar yang ia pesan.

LuHan pun langsung beranjak dari duduknya.
“Mwo??! Kau pesan 2 kamar?!”, kejut Luhan.

“Wae?”, balas HyeJin innoncent, lalu mengambil kopernya dan meninggalkan LuHan yang masih berdiri di tempat dengan raut wajah kecewa.

******************************** 
-Next Day-
*Author POV*
“Itu ada taksi! Ayo cepat!”, ajak LuHan mencegat(?) taksi di pinggir jalan.

“Shirreo! Kita naik bus umum saja!”, tolak HyeJin berjalan meninggalkan LuHan.
LuHan pun mau tak mau mengikuti langkah HyeJin menuju halte terdekat.
---

Bus yang mereka tumpangi sudah penuh penumpang, terpaksa mereka pun harus berdiri di dalam bus yang sesak.

“Disana hanya ada 3 anggota keluarga ayahku. Nenek, Xi XiaoHan Ajumma, dan suaminya.”, terang LuHan pada HyeJin.
Namun, HyeJin tak menanggapinya. Ia merasa tidak nyaman dengan namja asing yang terus menyesakinya(?).

LuHan yang menyadarinya langsung berpindah tempat di hadapan HyeJin untuk menghalangi namja asing dari HyeJin.
HyeJin menatap LuHan kaget, dia merasa gugup berada di dekat LuHan.

“Salah sendiri tidak mau naik taksi!”, sindir LuHan membuat HyeJin lesu mendengarnya.

“Aku mohon jangan katakan itu di depanku!”, ujar HyeJin pelan.
LuHan menatap HyeJin bingung.
Tanpa menjelaskan apapun, HyeJin malah menyandarkan kepalanya di dada bidang LuHan. LuHan pun senang dan berusaha membuat HyeJin nyaman di dekatnya.

“Meili (cantik). Seharusnya aku yang memesan kamar kemarin.”, batin LuHan memandang kagum wajah HyeJin.


-Xi Family’s Home-
*Author POV*
HyeJin berjalan lemas mengikuti langkah LuHan.
“Kalau tadi kita naik taksi, kau tak akan selemas ini.”, sindir LuHan setibanya di depan rumah keluarganya.

“Sudah ku bilang jangan katakan itu!!! Aku benci mendengarnya!!”, bentak HyeJin menatap kesal LuHan.
LuHan pun terdiam dan menatap HyeJin heran.

“Xi LuHan...!!”, sapa bibi LuHan keluar dari rumah itu menyambut kedatangan mereka. Mereka pun memberi salam, dan LuHan memperkenalkan HyeJin pada bibi dan keluarganya ketika mereka sudah berada di dalam rumah.
---

*LuHan POV*
Setelah lama berbincang-bincang dan makan bersama, kami pun memanfaatkan waktu kami berdua.

Ku lihat HyeJin sedang mengamati sepeda tua yang tersandar pada dinding di halaman rumah nenek.
“Kau ingin menaikinya? Mau ku bonceng?”, tanyaku pada HyeJin.

“Namja yang biasa berkendaraan roda 4 seperti mu, mana bisa naik sepeda yang hanya beroda 2 ini..??!”, sindir HyeJin memandangku remeh.

“Mwo?! Aiiisshh, kau memandang remeh aku?! Enak saja! Kau sendiri?! Naik taksi saja takut!“, ujarku tak terima. Namun ia terdiam.

“Sudahlah! Ayo ku bonceng mengelilingi kompleks ini!”, lanjutku mengajak HyeJin.

“Shireo!! Aku saja yang memboncengmu!! Aku tidak yakin aku akan selamat jika kau yang membonceng!”, tolaknya.

“Yaa!!!! Kau ingin menjatuhkan harga diriku?!!”, protesku.

“Wae?! Oh.. Sebagai namja kau malu jika dibonceng oleh yeoja?! Kalau begitu....”, ujarnya sambil memasang raut berpikir.
Namun, sedetik kemudian ia berlari memasuki rumah.

HyeJin pun keluar dengan memakai topi, lalu menghampiriku. “Menunduklah!”, suruhnya. Aku pun menunduk di hadapannya. Namun, apa yang dia lakukan. HyeJin menguncir(?) poni rambutku ke atas!

“Yaaa! Apa yang kau lakukan?!”, pekikku.

“Hahaha.. Kau sangat manis, Xi LuHan!!! Kkkk~ Ayo cepat naik!”, ujarnya dengan penuh tawa. Aku pun menurutinya, melihat tawanya emosiku teredam.
----

“Yaa!!!! HyeJin-ah, pelan-pelan..!!”, teriakku cemas karena HyeJin mengayuh sepeda dengan cepat.

Ciiiiit.. HyeJin mengerem mendadak.
“Aigoo...”, keluhku.

HyeJin turun dari sepeda dan menatapku remeh.
“Payah!”, ejeknya lalu meninggalkanku yang masih lesu di jok sepeda.

Aku pun mengikuti HyeJin yang duduk di pinggir sungai.

Aku memasang wajah cemberut, agar HyeJin merasa bersalah. Tapi sebaliknya, ia malah menertawaiku.
“Hahaha.. Wae?! Kau marah? Aku yakin kau tak akan bisa marah padaku.”, sindirnya. Aku pun semakin menggembungkan pipiku.

“Jangan pasang wajah seperti ikan! Kau akan semakin imut!”, ujarnya sambil mencubit pipiku membuatku tersenyum senang.

“Benar juga. Xi LuHan mana bisa marah dengan yeoja pujaannya?!”, ujarku.

“HyeJin-ah.. Boleh aku bertanya?”, lanjutku setelah beberapa saat kami terdiam. Namun HyeJin tak bergeming.

“Kau tak menyukai taksi, wae?”, tanyaku hati-hati. Masih tak ada jawaban darinya.

“Aku harus tahu alasan kenapa kau tak menyukai taksi. Jadi kau harus menjelaskannya! Jika tidak ,aku akan membahas hal ini berulang kali!”, ancamku agar ia angkat bicara.

“Karena taksi telah membawa appa ku pergi.”, jawabnya. Aku pun memperhatikannya seksama menunggu penjelasannya.

“Kau tahu kan Appa meninggal saat aku masih SMP. Appa tertabrak taksi tepat di depan mataku. Katanya rem taksi itu blong(?) hingga menabrak pejalan kaki, dan itu appa.”

“Eummmmm.. Tapi kau tidak benci mobil kan?”, tanyaku hati-hati.

“Asalkan mobil itu tidak ada tulisannya ‘taxi’ aku tidak akan mempersalahkannya.”, ujar HyeJin tanpa memandangku.

Kulihat raut wajah sedih HyeJin, “Apa kau merindukan Appa?”, tanyaku memecah keheningan.

“Tentu aku selalu merindukannya. Terutama rindu memeluk punggungnya yang hangat.”, jawab HyeJin tersenyum pahit.

Aku menatapnya teduh, ingin sekali aku memeluknya, tapi ku yakin dia akan berteriak menolakku.

“Sudah sore. Ayo kita pulang!”, ajaknya.
Aku pun langsung berdiri, dan berlari menuju tempat dimana sepedaku diparkir.

“Kali ini aku yang membonceng!”, seruku sudah bersiap-siap di kemudi sepeda.

“Lebih baik aku jalan kaki daripada kau bonceng! Aku tidak yakin kau.....”
Cup.. Aku mencium pipinya sekilas. Membuat rona wajah Hyejin memerah,
“Jangan banyak protes!! Menurutlah padaku!!”, perintahku sambil melepas topi yang dikenakannya sedari tadi, lalu ku pakai.
Karena ia tak kunjung berkutik, aku pun menarik HyeJin agar segera duduk boncengan(?) ku.

Aku juga menarik kedua tangannya ke depan agar menyabuk(?) ke pinggangku. “Jangan coba-coba melepas kedua tanganmu dari pinggangku! Arrasseo?!”, ujarku lalu mulai mengayuh sepeda ini dengan pelan.
---

Karena jalanan sepi, aku kayuh sepeda semakin cepat. Dapat ku rasakan HyeJin menyandarkan kepalanya ke punggungku dan mempererat pelukannya.
“Apa dia takut?”, batinku.

Aku pun memperlambat kayuhanku. Namun posisi HyeJin tetap sama.
“Apa dia sudah mulai nyaman berada di sisiku?”, pikirku sambil tersenyum bahagia.

*Author POV*
“Appa...”, lirih HyeJin menitikkan air matanya. Ia memeluk erat LuHan memboncengnya.

Sesampainya di rumah, HyeJin langsung turun dari sepeda dan berlari masuk rumah sembari menutupi wajahnya, LuHan yang sedang memarkirkan sepeda memandang HyeJin heran.
---

“HyeJin-ah.. Xi HyeJin.. Nyonya Xi...”, panggil LuHan mencari keberadaan istrinya. Dilihatnya HyeJin sedang berjongkok di depan bak yang berisi air di belakang rumah.

“Kau sedang apa?”, tanya LuHan menghampiri HyeJin yang sedang membasuh wajahnya dengan air.

“Sedang makan.”, jawab HyeJin asal.

“Mwo?!!”, kejut LuHan menatap heran istrinya.

“Kau buta?! Apa kau tidak bisa lihat aku sedang cuci muka?!”, sentak HyeJin kesal.

“Huuuhft.. Kau mulai galak lagi.. Eummm, airnya segar kan?”, balasku. HyeJin hanya mengangguk menjawabnya.

HyeJin beranjak mengambil handuk untuk mengeringkan wajahnya yang basah, lalu duduk di teras belakang diikuti LuHan.

“HyeJin-ah.. Kenapa kau mau menikah denganku?”, tanya LuHan membuat HyeJin menghentikan aktivitasnya.

“Bukankah kau yang memaksaku?”, balas HyeJin.

“Selain itu.. Alasan lain ,seperti karena kau menyukaiku.”, jelas LuHan.

“Eumm.. Karena kau adalah Xi LuHan. Namja yang memiliki status sosial yang tinggi, dan yang terpenting lagi kau sangat kaya.”, terang HyeJin.

“Hanya karena itu?”, tanya Luhan.

“Ne. Menikah denganmu bisa menaikkan statusku. Apa kau marah? Kau boleh menyebutku yeoja materialistis.”, ujar HyeJin.

“Aku tidak akan marah, karena aku yakin kau akan menyukaiku nanti. Tapi jika alasan itu diketahui oleh umma ku, kau akan mati, begitu juga aku!”, terang LuHan.

“Asal kau tidak memberitahukannya pada umma, kita tidak akan mati. Kau hanya perlu tutup mulut dan menunggu!”, kata HyeJin santai beranjak dari duduknya.
Namun LuHan menahan tangan HyeJin. “Wo Ai Ni.”, ungkap LuHan tulus.
“gomawo.”, balas HyeJin tersenyum dan melepas tangannya dari genggaman LuHan, lalu beranjak masuk ke dalam rumah.
“Nado, ku harap itu jawabanmu.”, lirih LuHan.
-@08.30 PM-
*Author POV*
“Bibi Xi meminta kita untuk menginap malam ini.”, ujar LuHan.
“Mwo?!”, kejut HyeJin.
“Bibi Xi sudah menyiapkan kamar untuk kita, aku tidak enak hati menolaknya.”, terang LuHan. HyeJin pun menghela nafas, ia pun tak enak hati menolaknya atau memarahi LuHan.
LuHan dan HyeJin tidur beralaskan kasur lipat dalam satu kamar. HyeJin merasa risih tidur berhadapan dengan LuHan yang terus memandanginya penuh senyum. HyeJin pun membalikkan dirinya, tapi LuHan berpindah posisi ke hadapannnya lagi.
HyeJin membalikkan badannya lagi, LuHan pun berpindah posisi lagi, begitu pun seterusnya. Karena lelah mengikuti arah tidur HyeJin, LuHan pun menahan HyeJin agar tak berbalik.
“Jika begini, aku tidak akan bisa tidur.”, ungkap HyeJin menatap malas Luhan.
“Ada satu pertanyaan untukmu.”, kata Luhan.
“Apa?”, tanya HyeJin.
“Do you love me?”, tanya LuHan menatapnya dalam.
“No.”, jawab HyeJin singkat.
“......”
“But, I’ll love you ,maybe tomorrow.”, lanjut HyeJin membuat LuHan tersenyum mendengarnya.
“Aku mau tidur, jangan ganggu aku!”, ucap HyeJin membalikkan dirinya lalu menyelimuti sekujur tubuhnya.
“Besok? Besok itu kapan?”, lirih LuHan masih tersenyum memandangi punggung HyeJin yang sudah terselubung selimut, Walau ia belum mendapatkan jawaban yang memuaskan. LuHan pun mulai terlelap dengan mengulas senyum.
-Next Day-
*LuHan POV*
Setelah menginap di rumah bibi semalam, aku dan HyeJin pun berpamitan pulang ke Seoul, dan mempir ke hotel untuk mengemasi barang-barang kami disana.
---
“HyeJin-ah, have you loved me?”, tanyaku di ketika kami sudah duduk nyaman di dalam pesawat.
“Not yet.”, singkat HyeJin.
“Lalu kapan?”, tanyaku lagi.
“Besok, atau besoknya lagi, atau besok besoknya lagi.”, ujar HyeJin lalu menutupi wajahnya dengan majalah.

-3 Days later-
*HyeJin POV*
Hari ini aku mengunjungi umma ku setelah sekian lama aku tak bertemu dengannya, karena harus tinggal di apartemen bersama Xi LuHan.
“Umma....!”, teriakku memasuki rumah.
“HyeJin-ah.... Oh!! Bogoshipoyo...”, ujar umma memelukku.
“Aku juga ingin dipeluk umma...”, rengek LuHan manja. Umma pun segera beralih memeluk LuHan.
“Haha.. Menantuku yang tampan!”, ujarnya membuatku melihatnya kesal.
---
@Kitchen
“Seharusnya kalian beri tahu umma dulu kalau ingin kemari..”, kata umma sibuk menyiapkan hidangan untuk kami.
“Kami kan ingin memberi kejutan, umma..”, jawab LuHan tersenyum manis sambil membantu umma mencuci sayuran. Sedangkan aku sibuk memotong wortel.
“Kau ini tipe namja yang romantis yaa?? Beruntung Ok HyeJin memilikimu!”, puji umma membuatku semakin mual mendengarnya.
“Hahaha.. Jinjayo? Aku juga beruntung bisa mendapatkan Ok HyeJin ,umma.”, balas LuHan.
“Aww!!!”, rintihku spontan, jariku tanpa sengaja tergores pisau.
“HyeJin-ah! Omo~ Makanya hati-hati! Biar aku o...”, serunya memeriksa jariku yang terluka.
Aku melepasnya dengan kasar, “Biar ku obati sendiri!”, ujarku dingin meninggalkan mereka.
*Author POV*
“Biar ku obati sendiri!”, ucap HyeJin dingin beranjak menuju kamarnya.
LuHan hanya menatapnya sendu.
“LuHan..”, lirih umma HyeJin menepuk bahu LuHan.
“Oh, ne! Oiya, akhir pekan akan ini aku akan diangkat sebagai penerus SXI Group ,umma. Saat itu juga kami akan meluncurkan produk baru ‘SPIXI’. Umma, doakan acaranya akan berjalan lancar ya?!”, terang LuHan.
“Tentu.”, balas umma HyeJin mantab.
---
*HyeJin POV*
Aku masuk ke dalam kamar yang lama tak ku singgahi. Ku hela nafas beratku, dan menatap teduh cincin pernikahan yang melingkar di jari manisku.
“Aku masih belum menyadarinya.”, gumamku.
Dreeeeg... “Kau....”, lirihku menatap malas LuHan yang membuka pintu kamarku ,lalu duduk di sampingku.
“Oiya, hari ini aku belum menanyakannya kan.. Have you loved me?”, tanya LuHan.
“Belum.”, jawabku singkat.
“LuHan!! HyeJin!! Makanan sudah siap..!”, teriak umma dari dapur. Aku pun beranjak keluar kamar.
“HyeJin-ah..”, panggil LuHan menghentikan langkahku.



-To Be Continued-

No comments:

Post a Comment