Title: Love At First Sight
Cast:
- EXO s LuHan as Xi LuHan
- Kim HyeJin (OC)
- EXO s Chen as Chen / Kim JongDae
Rating: PG-16
Genre: Romance
*HyeJin POV*
"Aku
pikir akan lebih baik jika kalian tak berlama-lama pacaran. Pernikahan kalian
akan kami adakan seminggu setelah kalian lulus.”, ujar Ny.Xi.
Sontak HyeJin
membulatkan kedua matanya, namun ia berusaha menutupi perasaan terkejutnya.
---
“Bulan
depan?! Itu bagus!”, ucap LuHan semangat ketika ia dan HyeJin sudah berada di
depan rumah HyeJin.
“Kenapa
secepat itu, haa?!!!”, protes HyeJin.
“Ya mana
kutahu!!”, pekik LuHan.
******************************
-Next Month-
-Beijing, China-
*Author POV*
Sehari
setelah upacara pernikahan LuHan dan HyeJin dilaksanakan, mereka pergi ke
Beijing untuk mengunjungi keluarga Xi LuHan yang tak sempat datang ke
pernikahannya.
“Kita
menginap di hotel? Bukankah kau punya keluarga disini?”, tanya HyeJin pada
Luhan yang langsung membawanya ke sebuah hotel setibanya mereka di Beijing.
“Rumah
keluargaku disini tidak besar. Aku takut kau tidak akan nyaman menginap disana.”,
jawab LuHan menggandeng tangan HyeJin memasuki hotel.
“HyeJin-ah,
pesanlah kamar! Aku lelah. Kau bisa bahasa mandarin kan? Kalau tidak bisa pakai
bahasa inggris saja!”, pinta Luhan terduduk lemas di sofa loby hotel.
HyeJin
pun bergegas ke bagian receptionis.
---
“Ini.
Aku di kamar 124. Dan kau kamar 125.”, ujar HyeJin menyerahkah salah satu kartu
kamar yang ia pesan.
LuHan
pun langsung beranjak dari duduknya.
“Mwo??! Kau pesan 2 kamar?!”, kejut Luhan.
“Wae?”,
balas HyeJin innoncent, lalu mengambil kopernya dan meninggalkan LuHan yang
masih berdiri di tempat dengan raut wajah kecewa.
********************************
-Next Day-
*Author POV*
“Itu ada
taksi! Ayo cepat!”, ajak LuHan mencegat(?) taksi di pinggir jalan.
“Shirreo!
Kita naik bus umum saja!”, tolak HyeJin berjalan meninggalkan LuHan.
LuHan pun
mau tak mau mengikuti langkah HyeJin menuju halte terdekat.
---
Bus yang
mereka tumpangi sudah penuh penumpang, terpaksa mereka pun harus berdiri di
dalam bus yang sesak.
“Disana hanya
ada 3 anggota keluarga ayahku. Nenek, Xi XiaoHan Ajumma, dan suaminya.”, terang
LuHan pada HyeJin.
Namun, HyeJin tak menanggapinya. Ia merasa tidak nyaman dengan
namja asing yang terus menyesakinya(?).
LuHan yang menyadarinya langsung
berpindah tempat di hadapan HyeJin untuk menghalangi namja asing dari HyeJin.
HyeJin
menatap LuHan kaget, dia merasa gugup berada di dekat LuHan.
“Salah
sendiri tidak mau naik taksi!”, sindir LuHan membuat HyeJin lesu mendengarnya.
“Aku
mohon jangan katakan itu di depanku!”, ujar HyeJin pelan.
LuHan menatap HyeJin
bingung.
Tanpa menjelaskan apapun, HyeJin malah menyandarkan kepalanya di dada
bidang LuHan. LuHan pun senang dan berusaha membuat HyeJin nyaman di dekatnya.
“Meili
(cantik). Seharusnya aku yang memesan kamar kemarin.”, batin LuHan memandang
kagum wajah HyeJin.
-Xi Family’s Home-
*Author POV*
HyeJin
berjalan lemas mengikuti langkah LuHan.
“Kalau tadi kita naik taksi, kau tak
akan selemas ini.”, sindir LuHan setibanya di depan rumah keluarganya.
“Sudah
ku bilang jangan katakan itu!!! Aku benci mendengarnya!!”, bentak HyeJin
menatap kesal LuHan.
LuHan
pun terdiam dan menatap HyeJin heran.
“Xi
LuHan...!!”, sapa bibi LuHan keluar dari rumah itu menyambut kedatangan mereka.
Mereka pun memberi salam, dan LuHan memperkenalkan HyeJin pada bibi dan
keluarganya ketika mereka sudah berada di dalam rumah.
---
*LuHan POV*
Setelah lama
berbincang-bincang dan makan bersama, kami pun memanfaatkan waktu kami berdua.
Ku lihat HyeJin sedang mengamati sepeda tua yang tersandar pada dinding di
halaman rumah nenek.
“Kau
ingin menaikinya? Mau ku bonceng?”, tanyaku pada HyeJin.
“Namja
yang biasa berkendaraan roda 4 seperti mu, mana bisa naik sepeda yang hanya
beroda 2 ini..??!”, sindir HyeJin memandangku remeh.
“Mwo?!
Aiiisshh, kau memandang remeh aku?! Enak saja! Kau sendiri?! Naik taksi saja
takut!“, ujarku tak terima. Namun ia terdiam.
“Sudahlah!
Ayo ku bonceng mengelilingi kompleks ini!”, lanjutku mengajak HyeJin.
“Shireo!!
Aku saja yang memboncengmu!! Aku tidak yakin aku akan selamat jika kau yang
membonceng!”, tolaknya.
“Yaa!!!!
Kau ingin menjatuhkan harga diriku?!!”, protesku.
“Wae?!
Oh.. Sebagai namja kau malu jika dibonceng oleh yeoja?! Kalau begitu....”,
ujarnya sambil memasang raut berpikir.
Namun, sedetik kemudian ia berlari
memasuki rumah.
HyeJin
pun keluar dengan memakai topi, lalu menghampiriku. “Menunduklah!”, suruhnya.
Aku pun menunduk di hadapannya. Namun, apa yang dia lakukan. HyeJin
menguncir(?) poni rambutku ke atas!
“Yaaa! Apa
yang kau lakukan?!”, pekikku.
“Hahaha..
Kau sangat manis, Xi LuHan!!! Kkkk~ Ayo cepat naik!”, ujarnya dengan penuh
tawa. Aku pun menurutinya, melihat tawanya emosiku teredam.
----
“Yaa!!!!
HyeJin-ah, pelan-pelan..!!”, teriakku cemas karena HyeJin mengayuh sepeda
dengan cepat.
Ciiiiit.. HyeJin mengerem mendadak.
“Aigoo...”, keluhku.
HyeJin
turun dari sepeda dan menatapku remeh.
“Payah!”, ejeknya lalu meninggalkanku
yang masih lesu di jok sepeda.
Aku pun
mengikuti HyeJin yang duduk di pinggir sungai.
Aku memasang wajah cemberut,
agar HyeJin merasa bersalah. Tapi sebaliknya, ia malah menertawaiku.
“Hahaha..
Wae?! Kau marah? Aku yakin kau tak akan bisa marah padaku.”, sindirnya. Aku pun
semakin menggembungkan pipiku.
“Jangan
pasang wajah seperti ikan! Kau akan semakin imut!”, ujarnya sambil mencubit
pipiku membuatku tersenyum senang.
“Benar
juga. Xi LuHan mana bisa marah dengan yeoja pujaannya?!”, ujarku.
“HyeJin-ah..
Boleh aku bertanya?”, lanjutku setelah beberapa saat kami terdiam. Namun HyeJin
tak bergeming.
“Kau tak
menyukai taksi, wae?”, tanyaku hati-hati. Masih tak ada jawaban darinya.
“Aku
harus tahu alasan kenapa kau tak menyukai taksi. Jadi kau harus menjelaskannya!
Jika tidak ,aku akan membahas hal ini berulang kali!”, ancamku agar ia angkat
bicara.
“Karena
taksi telah membawa appa ku pergi.”, jawabnya. Aku pun memperhatikannya seksama
menunggu penjelasannya.
“Kau
tahu kan Appa meninggal saat aku masih SMP. Appa tertabrak taksi tepat di depan
mataku. Katanya rem taksi itu blong(?) hingga menabrak pejalan kaki, dan itu
appa.”
“Eummmmm.. Tapi kau tidak benci mobil kan?”,
tanyaku hati-hati.
“Asalkan
mobil itu tidak ada tulisannya ‘taxi’ aku tidak akan mempersalahkannya.”, ujar
HyeJin tanpa memandangku.
Kulihat
raut wajah sedih HyeJin, “Apa kau merindukan Appa?”, tanyaku memecah
keheningan.
“Tentu
aku selalu merindukannya. Terutama rindu memeluk punggungnya yang hangat.”,
jawab HyeJin tersenyum pahit.
Aku
menatapnya teduh, ingin sekali aku memeluknya, tapi ku yakin dia akan berteriak
menolakku.
“Sudah
sore. Ayo kita pulang!”, ajaknya.
Aku pun
langsung berdiri, dan berlari menuju tempat dimana sepedaku diparkir.
“Kali
ini aku yang membonceng!”, seruku sudah bersiap-siap di kemudi sepeda.
“Lebih
baik aku jalan kaki daripada kau bonceng! Aku tidak yakin kau.....”
Cup.. Aku mencium pipinya sekilas.
Membuat rona wajah Hyejin memerah,
“Jangan banyak protes!! Menurutlah
padaku!!”, perintahku sambil melepas topi yang dikenakannya sedari tadi, lalu
ku pakai.
Karena ia tak kunjung berkutik, aku pun menarik HyeJin agar segera
duduk boncengan(?) ku.
Aku juga
menarik kedua tangannya ke depan agar menyabuk(?) ke pinggangku. “Jangan
coba-coba melepas kedua tanganmu dari pinggangku! Arrasseo?!”, ujarku lalu
mulai mengayuh sepeda ini dengan pelan.
---
Karena
jalanan sepi, aku kayuh sepeda semakin cepat. Dapat ku rasakan HyeJin
menyandarkan kepalanya ke punggungku dan mempererat pelukannya.
“Apa dia
takut?”, batinku.
Aku pun
memperlambat kayuhanku. Namun posisi HyeJin tetap sama.
“Apa dia sudah mulai
nyaman berada di sisiku?”, pikirku sambil tersenyum bahagia.
*Author POV*
“Appa...”,
lirih HyeJin menitikkan air matanya. Ia memeluk erat LuHan memboncengnya.
Sesampainya
di rumah, HyeJin langsung turun dari sepeda dan berlari masuk rumah sembari
menutupi wajahnya, LuHan yang sedang memarkirkan sepeda memandang HyeJin heran.
---
“HyeJin-ah..
Xi HyeJin.. Nyonya Xi...”, panggil LuHan mencari keberadaan istrinya.
Dilihatnya HyeJin sedang berjongkok di depan bak yang berisi air di belakang rumah.
“Kau
sedang apa?”, tanya LuHan menghampiri HyeJin yang sedang membasuh wajahnya
dengan air.
“Sedang
makan.”, jawab HyeJin asal.
“Mwo?!!”,
kejut LuHan menatap heran istrinya.
“Kau
buta?! Apa kau tidak bisa lihat aku sedang cuci muka?!”, sentak HyeJin kesal.
“Huuuhft..
Kau mulai galak lagi.. Eummm, airnya segar kan?”, balasku. HyeJin hanya
mengangguk menjawabnya.
HyeJin
beranjak mengambil handuk untuk mengeringkan wajahnya yang basah, lalu duduk di
teras belakang diikuti LuHan.
“HyeJin-ah..
Kenapa kau mau menikah denganku?”, tanya LuHan membuat HyeJin menghentikan
aktivitasnya.
“Bukankah
kau yang memaksaku?”, balas HyeJin.
“Selain
itu.. Alasan lain ,seperti karena kau menyukaiku.”, jelas LuHan.
“Eumm.. Karena
kau adalah Xi LuHan. Namja yang memiliki status sosial yang tinggi, dan yang
terpenting lagi kau sangat kaya.”, terang HyeJin.
“Hanya
karena itu?”, tanya Luhan.
“Ne.
Menikah denganmu bisa menaikkan statusku. Apa kau marah? Kau boleh menyebutku
yeoja materialistis.”, ujar HyeJin.
“Aku
tidak akan marah, karena aku yakin kau akan menyukaiku nanti. Tapi jika alasan
itu diketahui oleh umma ku, kau akan mati, begitu juga aku!”, terang LuHan.
“Asal
kau tidak memberitahukannya pada umma, kita tidak akan mati. Kau hanya perlu
tutup mulut dan menunggu!”, kata HyeJin santai beranjak dari duduknya.
Namun
LuHan menahan tangan HyeJin. “Wo Ai Ni.”, ungkap LuHan tulus.
“gomawo.”,
balas HyeJin tersenyum dan melepas tangannya dari genggaman LuHan, lalu
beranjak masuk ke dalam rumah.
“Nado,
ku harap itu jawabanmu.”, lirih LuHan.
-@08.30 PM-
*Author POV*
“Bibi Xi
meminta kita untuk menginap malam ini.”, ujar LuHan.
“Mwo?!”,
kejut HyeJin.
“Bibi Xi
sudah menyiapkan kamar untuk kita, aku tidak enak hati menolaknya.”, terang
LuHan. HyeJin pun menghela nafas, ia pun tak enak hati menolaknya atau memarahi
LuHan.
LuHan
dan HyeJin tidur beralaskan kasur lipat dalam satu kamar. HyeJin merasa risih
tidur berhadapan dengan LuHan yang terus memandanginya penuh senyum. HyeJin pun
membalikkan dirinya, tapi LuHan berpindah posisi ke hadapannnya lagi.
HyeJin
membalikkan badannya lagi, LuHan pun berpindah posisi lagi, begitu pun seterusnya.
Karena lelah mengikuti arah tidur HyeJin, LuHan pun menahan HyeJin agar tak
berbalik.
“Jika
begini, aku tidak akan bisa tidur.”, ungkap HyeJin menatap malas Luhan.
“Ada
satu pertanyaan untukmu.”, kata Luhan.
“Apa?”,
tanya HyeJin.
“Do you
love me?”, tanya LuHan menatapnya dalam.
“No.”,
jawab HyeJin singkat.
“......”
“But, I’ll
love you ,maybe tomorrow.”, lanjut HyeJin membuat LuHan tersenyum mendengarnya.
“Aku mau
tidur, jangan ganggu aku!”, ucap HyeJin membalikkan dirinya lalu menyelimuti
sekujur tubuhnya.
“Besok?
Besok itu kapan?”, lirih LuHan masih tersenyum memandangi punggung HyeJin yang
sudah terselubung selimut, Walau ia belum mendapatkan jawaban yang memuaskan. LuHan
pun mulai terlelap dengan mengulas senyum.
-Next Day-
*LuHan POV*
Setelah
menginap di rumah bibi semalam, aku dan HyeJin pun berpamitan pulang ke Seoul,
dan mempir ke hotel untuk mengemasi barang-barang kami disana.
---
“HyeJin-ah,
have you loved me?”, tanyaku di ketika kami sudah duduk nyaman di dalam
pesawat.
“Not
yet.”, singkat HyeJin.
“Lalu
kapan?”, tanyaku lagi.
“Besok,
atau besoknya lagi, atau besok besoknya lagi.”, ujar HyeJin lalu menutupi
wajahnya dengan majalah.
-3 Days later-
*HyeJin POV*
Hari ini
aku mengunjungi umma ku setelah sekian lama aku tak bertemu dengannya, karena
harus tinggal di apartemen bersama Xi LuHan.
“Umma....!”,
teriakku memasuki rumah.
“HyeJin-ah....
Oh!! Bogoshipoyo...”, ujar umma memelukku.
“Aku
juga ingin dipeluk umma...”, rengek LuHan manja. Umma pun segera beralih
memeluk LuHan.
“Haha..
Menantuku yang tampan!”, ujarnya membuatku melihatnya kesal.
---
@Kitchen
“Seharusnya
kalian beri tahu umma dulu kalau ingin kemari..”, kata umma sibuk menyiapkan
hidangan untuk kami.
“Kami
kan ingin memberi kejutan, umma..”, jawab LuHan tersenyum manis sambil membantu
umma mencuci sayuran. Sedangkan aku sibuk memotong wortel.
“Kau ini
tipe namja yang romantis yaa?? Beruntung Ok HyeJin memilikimu!”, puji umma
membuatku semakin mual mendengarnya.
“Hahaha..
Jinjayo? Aku juga beruntung bisa mendapatkan Ok HyeJin ,umma.”, balas LuHan.
“Aww!!!”,
rintihku spontan, jariku tanpa sengaja tergores pisau.
“HyeJin-ah!
Omo~ Makanya hati-hati! Biar aku o...”, serunya memeriksa jariku yang terluka.
Aku
melepasnya dengan kasar, “Biar ku obati sendiri!”, ujarku dingin meninggalkan
mereka.
*Author POV*
“Biar ku
obati sendiri!”, ucap HyeJin dingin beranjak menuju kamarnya.
LuHan
hanya menatapnya sendu.
“LuHan..”,
lirih umma HyeJin menepuk bahu LuHan.
“Oh, ne!
Oiya, akhir pekan akan ini aku akan diangkat sebagai penerus SXI Group ,umma. Saat
itu juga kami akan meluncurkan produk baru ‘SPIXI’. Umma, doakan acaranya akan
berjalan lancar ya?!”, terang LuHan.
“Tentu.”,
balas umma HyeJin mantab.
---
*HyeJin POV*
Aku
masuk ke dalam kamar yang lama tak ku singgahi. Ku hela nafas beratku, dan
menatap teduh cincin pernikahan yang melingkar di jari manisku.
“Aku
masih belum menyadarinya.”, gumamku.
Dreeeeg... “Kau....”, lirihku menatap malas
LuHan yang membuka pintu kamarku ,lalu duduk di sampingku.
“Oiya,
hari ini aku belum menanyakannya kan.. Have you loved me?”, tanya LuHan.
“Belum.”,
jawabku singkat.
“LuHan!!
HyeJin!! Makanan sudah siap..!”, teriak umma dari dapur. Aku pun beranjak
keluar kamar.
“HyeJin-ah..”, panggil
LuHan menghentikan langkahku.
-To Be Continued-
No comments:
Post a Comment