Pages

Monday, November 12, 2012

LOVE AT FIRST SIGHT [Fanfiction EXO LuHan] Part 4-END


Title: Love At First Sight
Cast:
  • EXO s LuHan as Xi LuHan
  • Kim HyeJin (OC)
  • EXO s Chen as Chen / Kim JongDae


Rating: PG-16
Genre: Romance






*HyeJin POV*
“HyeJin-ah..”, panggil LuHan menghentikan langkahku.

“Aku akan menjadi seorang namja yang lebih dari yang kau impikan! Don’t miss it!”, ujarnya mantab. Aku pun tersenyum, lalu meninggalkannya yang masih terduduk di tempat tidurku.

-SPIXI Launching-
*Author POV*
“Selamat... Lanjutkan kesuksesan Appa Anda.. Saya lihat Anda memiliki potensi yang besar.”, ucap salah seorang relasi bisnis Tn.Xi.
LuHan menyunggingkan senyuman ramah dan mengucapkan terima kasih padanya.

“Acara inti akan segera dimulai, saya permisi..”, pamit LuHan hendak menuju panggung.

HyeJin dan Ny.Xi sedang mengobrol bersama dengan para nyonya pemegang saham SXI group. Ny.Xi pun memperkenalkan HyeJin sebagai menantunya kepada relasi-relasinya tersebut, memang pernikahan Xi LuHan dan Ok HyeJin berlangsung tertutup, jadi tak banyak orang yang tahu kejelasannya. Namun, kini tak ada lagi kasak-kusuk tak jelas. HyeJin tak sedikitpun memperlihatkan rasa canggung, ia terlihat nyaman mengobrol dengan relasi-relasi keluarga Xi.

Acara inti peluncuran produk terbaru pun dimulai, HyeJin mengalihkan pandangannya ke arah Xi LuHan yang sudah berdiri di panggung.

“Aku akan menjadi seorang laki-laki yang lebih dari yang kau impikan! Don’t miss it!”, kata-kata LuHan beberapa hari lalu terlintas di ingatan HyeJin.
Ia tersenyum kagum melihat LuHan mengeluarkan kata-kata sambutan dengan penuh wibawa.
---

“Umma.. Dimana HyeJin?”, tanya LuHan pada Ny.Xi selesai ia dari panggung.

“HyeJin? Eummm... Tadi ia berada di samping umma..”, jawab Ny.Xi ragu. Luhan pun bergegas mencari HyeJin keluar ruangan.
---

HyeJin berdiri tegap di depan kolam renang. Entah apa yang sedang ia pikirkan, ia hanya terdiam memandang kosong ke depan.

“Apa yang kau lakukan disini?”, tanya LuHan menemukan keberadaan diri HyeJin. HyeJin pun menoleh ke arahnya.

“Kau tak melihatku tadi? Aku kecewa.”, ujar LuHan mensejajarkan dirinya di samping HyeJin.

“Aku melihatmu.”, jawab HyeJin.

“Geurae? Apa aku mempesona saat berbicara di depan tadi?”, tanya LuHan semangat.

“Iya, kau sangat mengagumkan, sampai rasanya aku ingin pingsan karena melihat pesona mu itu..”, ujar HyeJin asal.

LuHan tersenyum tipis, “Ku harap itu kata-kata yang jujur dari hatimu.”, lirihnya. HyeJin menatap Luhan heran.
Sejenak keheningan menyelimuti keduanya.

“Sudahkah kau mulai menyukaiku?”, tanya LuHan.

“Belum sepenuhnya.”, jawab HyeJin.

“Why did you want to marry me?”, tanya HyeJin.
LuHan menoleh ke arah HyeJin dan menatapnya, namun ia tak mengucapkan apapun.

“Kau tahu aku belum sepenuhnya menyukaimu, tapi kenapa kau memaksaku untuk menjadi istrimu?! Bagaimana bisa kau mencintaiku dalam proses sekejap?!”, tanya HyeJin.
LuHan tak menjawabnya, ia hanya tersenyum lembut. HyeJin mendengus kesal, karena ia tak mendapat jawaban yang ingin ia dengar.

“Asal kau tahu yaa, sebenarnya kau jauh dari tipe pria idamanku!”, ungkap HyeJin.

LuHan pun angkat bicara, “Mwo?!  Asal kau tahu juga, aku ini pria yang tampan dan manis, romantis pula. Selain itu aku juga cerdas dan kaya. Apa yang kurang dari diriku di matamu? Dari segi fisik aku pikir tidak ada masalah?!”, ungkap LuHan percaya diri.

HyeJin memandang malas LuHan, “Percaya diri sekali kau! Kau tak sekeren Max ChangMin DongBangShinKi.”

“Mwo?!! Aiisssh!! Seleramu itu pasaran sekali..!”, ejek LuHan.



-3 months later-
*Author POV*
LuHan mendatangi Seoul University untuk menemui Chen yang masih menjadi mahasiswa disana.

“Chen...!!! Kim JongDae!!!”, teriak LuHan memanggil Chen yang sedang berjalan memasuki kampus Seoul University.

“LuHan..!”, kejut Chen melihat LuHan berlari menghampirinya.

“Aku kira kau sudah lupa denganku.”, ledek Chen memandang Luhan yang masih ngos-ngosan mengatur nafasnya.
---

“Sekarang kau ini serba sibuk ya?! Aku yakin tujuanmu kemari bukan karena kau merindukanku.”, ujar Chen.

“Hehehe.. Chen-i, bantu aku mencari sebuah buku di perpustakaan yaa..?”, pinta LuHan to the point.

“Aiiiissh!! Sudah kuduga, kau kemari hanya untuk memanfaatkanku. Memang buku apa yang ingin kau cari?! Bukankah ada banyak toko buku di Seoul, kenapa harus repot-repot kemari?!”, tanya Chen.

“Aku pikir akan lebih mudah mencari buku itu dimana pertama kali aku menemukannya. Judulnya ‘Love at First Sight’, aku pernah meminjamnya. Bantu aku mencarinya ya?!”, terang LuHan memohon.

“Baik.. Karena aku ini namja yang pandai, baik hati, dan sedikit sombong, aku akan menemanimu mencarinya.”, jawab Chen. Mereka pun beranjak menuju perpustakaan Seoul University.
---

“Apa ini buku yang kau cari?”, tanya Chen menunjukkan buku yang ia temukan pada LuHan.

“Ne! Ini bukunya!!”, balas LuHan kegirangan.

“Kalau aku meminjamnya dan tak ku kembalikan apa itu melanggar hukum?”, gumam LuHan innoncent.

“Aiiissh!! Anae mu itu seorang jaksa! Apa kau tidak malu?! Itu sama saja mencuri, babo!! Kau beli saja buku ini!”, saran Chen.

“Apa boleh?”, tanya LuHan.

“Coba saja! Aku sangat mengenal penjaga perpustakaan ini, akan ku bantu kau membujuknya.”, ujar Chen.

“Jeongmal?!! Oh, Chen-i... Kau memang daebak! Tak salah orang tuamu memberi nama JongDae padamu.”, puji LuHan. Chen pun tersenyum bangga mendengarnya.
---

“Kangin ajjusshi,, jebalyo..”, pinta Chen memasang wajah memohon.

“Ajjusshi, aku akan membayar berapa pun untuk memiliki buku ini. Ini sangat penting bagiku..”, terang LuHan.

“Memangnya di seluruh Korea Selatan, hanya di perpustakaan ini yang punya buku ini?! Kau bisa mencarinya di toko buku lain kan?!”, ujar Kangin, petugas perpustakaan Seoul University.

“KangIn ajjusshi, kami tidak bodoh! Buku ini terbitan lama! Mana mungkin masih terjual di toko-toko buku?!”, terang Chen tak mau kalah.

“Eumm, buku ini punya kesan dan  kenangan tersendiri... Aku pernah menjatuhkan buku ini. Lihat! Masih ada bekas kotornya kan?! Buku ini yang menjadi saksi bisu pertemuanku dengan istriku. Aku mohon~~”, jelas LuHan.

“Kau ini dramatis sekali...”, gumam Chen memandang LuHan aneh.

“Omona... Huuuhft.. Arrasseo! Arrasseo! Berhentilah memasang wajah memohon seperti itu! Akan ku berikan buku ini untukmu, tapi kau berani bayar berapa?”, tanya KangIn.

“Eumm... 10000 Won?!!”, seru Chen. Namun KangIn menggelengkan kepalanya mantab.
“20000 Won?!”, tawar LuHan.

“Aiissh!! Bukankah buku ini sangat berkesan dan berharga bagimu?! kenapa hanya segitu, haa??!”, ujar KangIn tak puas.

“Aigooo, KangIn ajjusshi sungguh materialistis!! Aku yakin harga sebenarnya tidak sampai segitu!”, terang Chen.

“Ckck.. Tambahkan 10000Won, eottae?!”, tawar KangIn.

“Mwo??! Kau ingin memanfaatkan kami?!”, kejut Chen.

“Baik!!”, jawab LuHan mantab menyetujuinya. Chen sontak memelototi LuHan.

“Aku hanya terima uang tunai!”, ucap KangIn menyerahkan buku itu pada LuHan.

“Chen-i... Aku tidak membawa uang tunai..”, bisik LuHan.

“Mwo??!!! Aigooo..!!”, keluh Chen.

“Aku akan mengganti uangmu nanti plus bunganya.”, bujuk LuHan.

Chen memutar bola matanya, dan terpaksa merelakan 30000 Won nya untuk KangIn.


-@10.00 PM-
*HyeJin POV*
“Huuuhft.. Sungguh melelahkan.”, keluhku membaca dokumen demi dokumen yang menumpuk di meja kerjaku.

“Jaksa Ok..”, panggil seorang pegawai menghampiriku.

“Ada sebuah kiriman untuk Anda.”, ujarnya menyerahkan sebuah bungkusan kado padaku.
“Gamsahamnida, Nona Ahn. Eumm, ini dari siapa?”, ucapku.

“Itu rahasia. Anda akan tahu jika Anda  sudah membukanya, begitu kata sang pengirimnya. Saya permisi.”, jawab Nona Ahn tersenyum jahil.

Setelah Nona Ahn pergi, aku pun segera membuka bungkusan tersebut. “Pasti dari Xi LuHan.”, gumamku bungkusan kado yang berisi sebuah buku, lalu mulai membaca surat yang ada di dalamnya.

“Kau pernah bertanya, why I wanted to marry you. Bacalah buku ini! Buku ini tidak terlalu tebal, aku yakin dalam waktu 15menit kau sudah selesai membacanya.”
Aku pun mengamati buku tersebut. “Love at First Sight. Eumm, Ini seperti buku bekas.”, gumamku mengamati penampilan buku tersebut.
---

Entah kenapa, buku ini membuatku tersenyum ketika membacanya. Di halaman terakhir, terdapat tulisan tangan yang ku yakini itu tulisan tangan LuHan.
“Sudah selesai membacanya?? Apa kau tersentuh? Buku ini memang bukan aku yang mengarangnya, tapi buku ini mewakili isi perasaanku saat pertama kali melihatmu, Ok HyeJin. Kecelakaan kecil itu adalah kecelakaan terindah seumur hidupku, walau memang sedikit sakit. Aku menyukaimu pada pandangan pertama. Mianheyo, saat itu aku tak melakukan apapun selain menatapmu kagum. Oiya, tapi aku ingat kau bilang, bahwa selain buta aku juga tuli. Hahaha.. Itu salahmu yang membuat saraf-sarafku terganggu!! Ku harap kau akan tersentuh dengan hadiah kecil ini. Saengil Chukkaheyo naui sarang... Saranghaeyo yeongwonhi, Ny.Xi~^^”

“Xi LuHan.. Kau ini benar-benar!!”, gumamku menutup buku itu dan menyimpannya ke dalam tasku.
Aku memegangi kedua pipiku yang ku yakini pasti memerah karena mengingat nampyonku satu-satunya itu.
---

*LuHan POV*
Aku sengaja memarkirkan mobilku tepat di depan kantor kejaksaan dimana HyeJin bekerja, kantornya sudah sangat sepi. Aku yakin banyak pegawai yang sudah pulang, kecuali anae ku.

“Apa tugasnya begitu banyak? Kenapa dia belum juga keluar?”, gumamku bersandar di badan mobil sambil memain-mainkan kaleng minuman yang ku buang sembarang dengan kakiku.

Tak lama kemudian ku lihat HyeJin keluar dari kantornya. Kami saling menatap. Dapat kulihat senyuman lembutnya mengarah padaku.

“Mianhe..”, ucapnya menghampiriku.

“Gwaenchanayo.. Kajja!”, balasku hendak membuka pintu mobil. Namun tangan HyeJin menggenggam tanganku lembut. Aku menatapnya bingung.

“Eumm... Kita mau pulang?”, tanyanya.

“Kalau tidak pulang ke rumah, memangnya kau mau kemana lagi?”, tanyaku innoncent.

“Kau ini!!! Apa kado ulang tahunku hari ini hanya sebuah buku?! Setidaknya ada makan malam, atau..”, ungkapnya. Dapat kulihat raut wajahnya yang malu-malu.

“Makan malam romantis? Bunga? Aku tidak tahu kau akan mengharapkan hadiah seperti itu..”, sindirku berhasil membuatnya cemberut.

“Hahaha.. Jangan memasang wajah ikan seperti itu! Aku sudah menyiapkannya di rumah. Aiiiissh!! Ini bukan surprise lagi namanya.”, ujarku agar membuatnya tersenyum. Kami pun masuk ke dalam mobil.

-ONtheWay-
“Xi LuHan.. Kau tak ingin menanyakan hal yang biasa kau tanyakan setiap hari? Sepertinya kau belum menanyakan hal itu hari ini.”, ungkap HyeJin pelan.

“Jinja? Eumm,, Aku lelah menanyakannya. Sudah hampir 100hari aku menanyakan hal itu padamu, tapi jawabannya tetap sama ‘not yet’, ‘tomorrow’.”, jawabku.

Ku lirik HyeJin menundukkan wajahnya. Aku pun menepikan mobilku dan menghentikannya di pinggir jalanan yang sepi.

Aku menghadapkan diri ke arahnya, “Have you loved me?”, tanyaku membuat HyeJin menegakkan wajahnya memandangku.

“Mianhe.. Aku terlalu bodoh, aku tak peka pada perasaanku selama ini. Aku...”
Ku raih tengkuknya sebelum ia melanjutkan jawabannya. Chu~

“Yaa! Dengarkan aku dulu!”, protes HyeJin melepas ciumanku.

“Jangan terlalu banyak penjelasan! Katakan saja bahwa kau menyukaiku.”, balasku.

“I have liked you since I met you at the 3rd time. Wo Ai Ni.”, ungkapnya tulus. Aku pun memeluknya erat.

“Yaa!! Aku sulit bernafas!”, protesnya lagi.

“Berjanjilah mulai sekarang kau berperilaku baik dan lembut padaku! Panggil aku yeobo!! Arrachi?!!”, perintahku mempererat pelukanku.

“Ne, yeobo.. Lepaskan pelukanmu!! Sesak!”, balasnya. Aku pun melepas pelukanku.

“Oiya! Kau menyukai saat kita bertemu ke tiga kalinya?”, tanyaku.

“Ne. Saat kau menyaut earphone ku dan meledekku.”, terang HyeJin. Aku mengerutkan keningku tak mengerti.

“Saat itu aku memintamu untuk tidak mengusik ku. Dan kau malah meminta maaf karena sudah membuatku tidak nyaman, lalu pergi dengan raut wajah yang kecewa. Beberapa hari kemudian kau tak sekalipun menampakkan batang hidung mu kan?! Entah mulai saat itu perasaanku sedikit terganggu karena memikirkanmu.”, terang HyeJin membuatku tersenyum mengerti.

Aku terus memandangnya dengan mengulas senyuman, hingga membuatnya salah tingkah. “Apa yang kau lihat?!”, seru HyeJin.

“Menurutmu apa yang kulihat?”, balasku santai.

“Aiiiiisssh!!! Yaa!!! Jangan memandangiku seperti itu! Lebih baik cepat kau starter mobil dan meluncur ke rumah!!”, perintahnya membuatku terkekeh.

“Kau mulai jahat lagi..”, gumamku mulai menyetarter mobil tanpa dipedulikannya.
---

*Author POV*
Sesampainya di apartemen tempat tinggal LuHan dan HyeJin, HyeJin mendahului langkah LuHan untuk memasuki apartemennya.

“Tidak ada apapun..”, gumam HyeJin lalu menatap tajam LuHan.

“Wae?”, singkat LuHan.

“Bukankah kau bilang sudah menyiapkan sesuatu di rumah?”, tanya HyeJin.

“Mwo? Jinja? Hehehe.. Aku hanya asal bicara tadi.”, jawab LuHan enteng.

“Jadi..?”, gumam HyeJin.

“Jadi hari ini aku hanya memberi buku itu sebagai hadiah ulang tahunmu.”, terang LuHan santai, lalu memasuki kamarnya. Dapat ia dengar HyeJin mendengus kesal ketika  ia beranjak meninggalkannya. Kkk~


*HyeJin POV*
“Aiiiish!!! Dia tidak seromantis yang ku bayangkan.”, kesalku dalam hati.
Aku pun memasuki kamarku sendiri, namun ada suatu perasaan yang membuatku enggan memasuki kamarku sendiri.
Aku menengok ke kamar LuHan yang pintunya terbuka. Dapat kudengar suara shower yang menyala, dan aku yakin pasti dia sedang mandi.

Ku beranikan diri untuk memasuki kamar LuHan, kamar yang tak pernah kusinggahi sejak kami menikah. Selama ini kami belum pernah tidur sekamar, kecuali saat kami di rumah keluarga Xi LuHan di Beijing.

“Dia namja ,tapi sangat rapi.”, gumamku melihat-lihat isi kamarnya. Dan betapa terkejutnya aku melihat berbagai fotoku di salah satu meja kamarnya.

“Omo...! Kapan dia mengambil foto ini..?!”, kejutku. “Aiiiiissh!! Dia memfotoku diam-diam. Yaa!! Darimana ia mendapatkan fotoku ini..?!!”, kesalku.

“HyeJin...”, dapat ku dengar suara LuHan dari belakangku. Aku menoleh ke arahnya, dan menatapnya tajam.

“Eumm.. Kenapa kau memasuki kamarku? Apa ada barang yang kau cari?”, tanyanya dengan nada hati-hati.

“Tuan Xi, Kau begitu teramat sangat menyukaiku yaa?? Darimana kau dapatkan foto-fotoku ini?!”, tanyaku marah.

“Aku memfotomu diam-diam. Dan yang lain ku dapatkan dari umma.”, jawabnya.

“Ini termasuk tindak kriminal, kau tahu?! Memotret tanpa seizin orangnya sama saja penyelewengan hak cipta!!”, ujarku tegas, namun asal.

“Kalau aku minta izin, apa kau akan mengizinkannya?!”, protesnya.

“Aiiissh!!! Dasar pencuri! Aku harus memberimu hukuman!!”, sentakku lalu mendekatinya dan berdiri tepat di depannya.

Ku jinjitkan kedua kakiku, agar tinggiku setara dengannya.

“Aku hanya akan mengucapkannya sekali, jadi dengarkan baik-baik!”, bisikku tepat di telinganya. LuHan terpaku mendengarnya.

“Kau divonis mencintaiku seumur hidup! Arrachi?!”, lanjutku.

*Author POV*
“Kau divonis mencintaiku seumur hidup! Arrachi?!”, bisik HyeJin namun terdengar sangat jelas oleh LuHan.
HyeJin hendak menjauhkan dirinya dari LuHan, namun LuHan lebih dulu memeluk tubuhnya erat.

“Dilarang berteriak atau menolak!! Atau kau mendapat hukuman dariku!”, ujar LuHan memperingatkan.

HyeJin hanya terdiam. “Gomawo.”, ucap LuHan mempererat pelukannya dan mencium lembut tengkuk HyeJin.

HyeJin pun tersenyum dan membalas pelukan LuHan. “Wo Ai Ni, Tuan Xi.”, ungkap HyeJin.

-END-



No comments:

Post a Comment