Title: Love At First Sight
Cast:
- EXO s LuHan as Xi LuHan
- Kim HyeJin (OC)
- EXO s Chen as Chen / Kim JongDae
Rating: PG-16
Genre: Romance
*HyeJin POV*
“HyeJin-ah..”,
panggil LuHan menghentikan langkahku.
“Aku
akan menjadi seorang namja yang lebih dari yang kau impikan! Don’t miss it!”,
ujarnya mantab. Aku pun tersenyum, lalu meninggalkannya yang masih terduduk di
tempat tidurku.
-SPIXI Launching-
*Author POV*
“Selamat...
Lanjutkan kesuksesan Appa Anda.. Saya lihat Anda memiliki potensi yang besar.”,
ucap salah seorang relasi bisnis Tn.Xi.
LuHan menyunggingkan senyuman ramah dan
mengucapkan terima kasih padanya.
“Acara
inti akan segera dimulai, saya permisi..”, pamit LuHan hendak menuju panggung.
HyeJin
dan Ny.Xi sedang mengobrol bersama dengan para nyonya pemegang saham SXI group.
Ny.Xi pun memperkenalkan HyeJin sebagai menantunya kepada relasi-relasinya
tersebut, memang pernikahan Xi LuHan dan Ok HyeJin berlangsung tertutup, jadi
tak banyak orang yang tahu kejelasannya. Namun, kini tak ada lagi kasak-kusuk
tak jelas. HyeJin tak sedikitpun memperlihatkan rasa canggung, ia terlihat
nyaman mengobrol dengan relasi-relasi keluarga Xi.
Acara
inti peluncuran produk terbaru pun dimulai, HyeJin mengalihkan pandangannya ke
arah Xi LuHan yang sudah berdiri di panggung.
“Aku akan menjadi seorang
laki-laki yang lebih dari yang kau impikan! Don’t miss it!”, kata-kata LuHan beberapa hari
lalu terlintas di ingatan HyeJin.
Ia tersenyum kagum melihat LuHan mengeluarkan
kata-kata sambutan dengan penuh wibawa.
---
“Umma..
Dimana HyeJin?”, tanya LuHan pada Ny.Xi selesai ia dari panggung.
“HyeJin?
Eummm... Tadi ia berada di samping umma..”, jawab Ny.Xi ragu. Luhan pun
bergegas mencari HyeJin keluar ruangan.
---
HyeJin
berdiri tegap di depan kolam renang. Entah apa yang sedang ia pikirkan, ia
hanya terdiam memandang kosong ke depan.
“Apa
yang kau lakukan disini?”, tanya LuHan menemukan keberadaan diri HyeJin. HyeJin
pun menoleh ke arahnya.
“Kau tak
melihatku tadi? Aku kecewa.”, ujar LuHan mensejajarkan dirinya di samping
HyeJin.
“Aku
melihatmu.”, jawab HyeJin.
“Geurae?
Apa aku mempesona saat berbicara di depan tadi?”, tanya LuHan semangat.
“Iya,
kau sangat mengagumkan, sampai rasanya aku ingin pingsan karena melihat pesona
mu itu..”, ujar HyeJin asal.
LuHan
tersenyum tipis, “Ku harap itu kata-kata yang jujur dari hatimu.”, lirihnya.
HyeJin menatap Luhan heran.
Sejenak keheningan menyelimuti keduanya.
“Sudahkah
kau mulai menyukaiku?”, tanya LuHan.
“Belum
sepenuhnya.”, jawab HyeJin.
“Why did
you want to marry me?”, tanya HyeJin.
LuHan menoleh ke arah HyeJin dan
menatapnya, namun ia tak mengucapkan apapun.
“Kau
tahu aku belum sepenuhnya menyukaimu, tapi kenapa kau memaksaku untuk menjadi
istrimu?! Bagaimana bisa kau mencintaiku dalam proses sekejap?!”, tanya HyeJin.
LuHan tak menjawabnya, ia hanya tersenyum lembut. HyeJin mendengus kesal,
karena ia tak mendapat jawaban yang ingin ia dengar.
“Asal
kau tahu yaa, sebenarnya kau jauh dari tipe pria idamanku!”, ungkap HyeJin.
LuHan
pun angkat bicara, “Mwo?! Asal kau tahu
juga, aku ini pria yang tampan dan manis, romantis pula. Selain itu aku juga
cerdas dan kaya. Apa yang kurang dari diriku di matamu? Dari segi fisik aku
pikir tidak ada masalah?!”, ungkap LuHan percaya diri.
HyeJin
memandang malas LuHan, “Percaya diri sekali kau! Kau tak sekeren Max ChangMin
DongBangShinKi.”
“Mwo?!!
Aiisssh!! Seleramu itu pasaran sekali..!”, ejek LuHan.
-3 months later-
*Author POV*
LuHan
mendatangi Seoul University untuk menemui Chen yang masih menjadi mahasiswa
disana.
“Chen...!!!
Kim JongDae!!!”, teriak LuHan memanggil Chen yang sedang berjalan memasuki
kampus Seoul University.
“LuHan..!”,
kejut Chen melihat LuHan berlari menghampirinya.
“Aku
kira kau sudah lupa denganku.”, ledek Chen memandang Luhan yang masih
ngos-ngosan mengatur nafasnya.
---
“Sekarang
kau ini serba sibuk ya?! Aku yakin tujuanmu kemari bukan karena kau
merindukanku.”, ujar Chen.
“Hehehe..
Chen-i, bantu aku mencari sebuah buku di perpustakaan yaa..?”, pinta LuHan to
the point.
“Aiiiissh!!
Sudah kuduga, kau kemari hanya untuk memanfaatkanku. Memang buku apa yang ingin
kau cari?! Bukankah ada banyak toko buku di Seoul, kenapa harus repot-repot
kemari?!”, tanya Chen.
“Aku
pikir akan lebih mudah mencari buku itu dimana pertama kali aku menemukannya.
Judulnya ‘Love at First Sight’, aku pernah meminjamnya. Bantu aku mencarinya
ya?!”, terang LuHan memohon.
“Baik..
Karena aku ini namja yang pandai, baik hati, dan sedikit sombong, aku akan
menemanimu mencarinya.”, jawab Chen. Mereka pun beranjak menuju perpustakaan
Seoul University.
---
“Apa ini
buku yang kau cari?”, tanya Chen menunjukkan buku yang ia temukan pada LuHan.
“Ne! Ini
bukunya!!”, balas LuHan kegirangan.
“Kalau
aku meminjamnya dan tak ku kembalikan apa itu melanggar hukum?”, gumam LuHan
innoncent.
“Aiiissh!!
Anae mu itu seorang jaksa! Apa kau tidak malu?! Itu sama saja mencuri, babo!! Kau
beli saja buku ini!”, saran Chen.
“Apa
boleh?”, tanya LuHan.
“Coba
saja! Aku sangat mengenal penjaga perpustakaan ini, akan ku bantu kau
membujuknya.”, ujar Chen.
“Jeongmal?!!
Oh, Chen-i... Kau memang daebak! Tak salah orang tuamu memberi nama JongDae
padamu.”, puji LuHan. Chen pun tersenyum bangga mendengarnya.
---
“Kangin
ajjusshi,, jebalyo..”, pinta Chen memasang wajah memohon.
“Ajjusshi,
aku akan membayar berapa pun untuk memiliki buku ini. Ini sangat penting
bagiku..”, terang LuHan.
“Memangnya
di seluruh Korea Selatan, hanya di perpustakaan ini yang punya buku ini?! Kau
bisa mencarinya di toko buku lain kan?!”, ujar Kangin, petugas perpustakaan
Seoul University.
“KangIn
ajjusshi, kami tidak bodoh! Buku ini terbitan lama! Mana mungkin masih terjual
di toko-toko buku?!”, terang Chen tak mau kalah.
“Eumm, buku
ini punya kesan dan kenangan
tersendiri... Aku pernah menjatuhkan buku ini. Lihat! Masih ada bekas kotornya
kan?! Buku ini yang menjadi saksi bisu pertemuanku dengan istriku. Aku
mohon~~”, jelas LuHan.
“Kau ini
dramatis sekali...”, gumam Chen memandang LuHan aneh.
“Omona...
Huuuhft.. Arrasseo! Arrasseo! Berhentilah memasang wajah memohon seperti itu!
Akan ku berikan buku ini untukmu, tapi kau berani bayar berapa?”, tanya KangIn.
“Eumm...
10000 Won?!!”, seru Chen. Namun KangIn menggelengkan kepalanya mantab.
“20000
Won?!”, tawar LuHan.
“Aiissh!!
Bukankah buku ini sangat berkesan dan berharga bagimu?! kenapa hanya segitu,
haa??!”, ujar KangIn tak puas.
“Aigooo,
KangIn ajjusshi sungguh materialistis!! Aku yakin harga sebenarnya tidak sampai
segitu!”, terang Chen.
“Ckck..
Tambahkan 10000Won, eottae?!”, tawar KangIn.
“Mwo??!
Kau ingin memanfaatkan kami?!”, kejut Chen.
“Baik!!”,
jawab LuHan mantab menyetujuinya. Chen sontak memelototi LuHan.
“Aku
hanya terima uang tunai!”, ucap KangIn menyerahkan buku itu pada LuHan.
“Chen-i...
Aku tidak membawa uang tunai..”, bisik LuHan.
“Mwo??!!!
Aigooo..!!”, keluh Chen.
“Aku
akan mengganti uangmu nanti plus bunganya.”, bujuk LuHan.
Chen
memutar bola matanya, dan terpaksa merelakan 30000 Won nya untuk KangIn.
-@10.00 PM-
*HyeJin POV*
“Huuuhft..
Sungguh melelahkan.”, keluhku membaca dokumen demi dokumen yang menumpuk di
meja kerjaku.
“Jaksa
Ok..”, panggil seorang pegawai menghampiriku.
“Ada
sebuah kiriman untuk Anda.”, ujarnya menyerahkan sebuah bungkusan kado padaku.
“Gamsahamnida,
Nona Ahn. Eumm, ini dari siapa?”, ucapku.
“Itu
rahasia. Anda akan tahu jika Anda sudah
membukanya, begitu kata sang pengirimnya. Saya permisi.”, jawab Nona Ahn
tersenyum jahil.
Setelah
Nona Ahn pergi, aku pun segera membuka bungkusan tersebut. “Pasti dari Xi
LuHan.”, gumamku bungkusan kado yang berisi sebuah buku, lalu mulai membaca
surat yang ada di dalamnya.
“Kau pernah bertanya, why I
wanted to marry you. Bacalah buku ini! Buku ini tidak terlalu tebal, aku yakin
dalam waktu 15menit kau sudah selesai membacanya.”
Aku pun
mengamati buku tersebut. “Love at First Sight. Eumm, Ini seperti buku bekas.”,
gumamku mengamati penampilan buku tersebut.
---
Entah
kenapa, buku ini membuatku tersenyum ketika membacanya. Di halaman terakhir,
terdapat tulisan tangan yang ku yakini itu tulisan tangan LuHan.
“Sudah selesai
membacanya?? Apa kau tersentuh? Buku ini memang bukan aku yang mengarangnya,
tapi buku ini mewakili isi perasaanku saat pertama kali melihatmu, Ok HyeJin.
Kecelakaan kecil itu adalah kecelakaan terindah seumur hidupku, walau memang
sedikit sakit. Aku menyukaimu pada pandangan pertama. Mianheyo, saat itu aku
tak melakukan apapun selain menatapmu kagum. Oiya, tapi aku ingat kau bilang,
bahwa selain buta aku juga tuli. Hahaha.. Itu salahmu yang membuat
saraf-sarafku terganggu!! Ku harap kau akan tersentuh dengan hadiah kecil ini.
Saengil Chukkaheyo naui sarang... Saranghaeyo yeongwonhi, Ny.Xi~^^”
“Xi
LuHan.. Kau ini benar-benar!!”, gumamku menutup buku itu dan menyimpannya ke
dalam tasku.
Aku
memegangi kedua pipiku yang ku yakini pasti memerah karena mengingat nampyonku
satu-satunya itu.
---
*LuHan POV*
Aku
sengaja memarkirkan mobilku tepat di depan kantor kejaksaan dimana HyeJin
bekerja, kantornya sudah sangat sepi. Aku yakin banyak pegawai yang sudah
pulang, kecuali anae ku.
“Apa
tugasnya begitu banyak? Kenapa dia belum juga keluar?”, gumamku bersandar di
badan mobil sambil memain-mainkan kaleng minuman yang ku buang sembarang dengan
kakiku.
Tak lama
kemudian ku lihat HyeJin keluar dari kantornya. Kami saling menatap. Dapat
kulihat senyuman lembutnya mengarah padaku.
“Mianhe..”,
ucapnya menghampiriku.
“Gwaenchanayo..
Kajja!”, balasku hendak membuka pintu mobil. Namun tangan HyeJin menggenggam
tanganku lembut. Aku menatapnya bingung.
“Eumm...
Kita mau pulang?”, tanyanya.
“Kalau
tidak pulang ke rumah, memangnya kau mau kemana lagi?”, tanyaku innoncent.
“Kau
ini!!! Apa kado ulang tahunku hari ini hanya sebuah buku?! Setidaknya ada makan
malam, atau..”, ungkapnya. Dapat kulihat raut wajahnya yang malu-malu.
“Makan
malam romantis? Bunga? Aku tidak tahu kau akan mengharapkan hadiah seperti itu..”,
sindirku berhasil membuatnya cemberut.
“Hahaha..
Jangan memasang wajah ikan seperti itu! Aku sudah menyiapkannya di rumah.
Aiiiissh!! Ini bukan surprise lagi namanya.”, ujarku agar membuatnya tersenyum.
Kami pun masuk ke dalam mobil.
-ONtheWay-
“Xi
LuHan.. Kau tak ingin menanyakan hal yang biasa kau tanyakan setiap hari?
Sepertinya kau belum menanyakan hal itu hari ini.”, ungkap HyeJin pelan.
“Jinja?
Eumm,, Aku lelah menanyakannya. Sudah hampir 100hari aku menanyakan hal itu
padamu, tapi jawabannya tetap sama ‘not yet’, ‘tomorrow’.”, jawabku.
Ku lirik
HyeJin menundukkan wajahnya. Aku pun menepikan mobilku dan menghentikannya di
pinggir jalanan yang sepi.
Aku
menghadapkan diri ke arahnya, “Have you loved me?”, tanyaku membuat HyeJin
menegakkan wajahnya memandangku.
“Mianhe..
Aku terlalu bodoh, aku tak peka pada perasaanku selama ini. Aku...”
Ku raih
tengkuknya sebelum ia melanjutkan jawabannya. Chu~
“Yaa!
Dengarkan aku dulu!”, protes HyeJin melepas ciumanku.
“Jangan
terlalu banyak penjelasan! Katakan saja bahwa kau menyukaiku.”, balasku.
“I have
liked you since I met you at the 3rd time. Wo Ai Ni.”, ungkapnya tulus. Aku pun
memeluknya erat.
“Yaa!!
Aku sulit bernafas!”, protesnya lagi.
“Berjanjilah
mulai sekarang kau berperilaku baik dan lembut padaku! Panggil aku yeobo!!
Arrachi?!!”, perintahku mempererat pelukanku.
“Ne,
yeobo.. Lepaskan pelukanmu!! Sesak!”, balasnya. Aku pun melepas pelukanku.
“Oiya!
Kau menyukai saat kita bertemu ke tiga kalinya?”, tanyaku.
“Ne.
Saat kau menyaut earphone ku dan meledekku.”, terang HyeJin. Aku mengerutkan
keningku tak mengerti.
“Saat
itu aku memintamu untuk tidak mengusik ku. Dan kau malah meminta maaf karena
sudah membuatku tidak nyaman, lalu pergi dengan raut wajah yang kecewa.
Beberapa hari kemudian kau tak sekalipun menampakkan batang hidung mu kan?!
Entah mulai saat itu perasaanku sedikit terganggu karena memikirkanmu.”, terang
HyeJin membuatku tersenyum mengerti.
Aku
terus memandangnya dengan mengulas senyuman, hingga membuatnya salah tingkah.
“Apa yang kau lihat?!”, seru HyeJin.
“Menurutmu
apa yang kulihat?”, balasku santai.
“Aiiiiisssh!!!
Yaa!!! Jangan memandangiku seperti itu! Lebih baik cepat kau starter mobil dan
meluncur ke rumah!!”, perintahnya membuatku terkekeh.
“Kau
mulai jahat lagi..”, gumamku mulai menyetarter mobil tanpa dipedulikannya.
---
*Author POV*
Sesampainya
di apartemen tempat tinggal LuHan dan HyeJin, HyeJin mendahului langkah LuHan
untuk memasuki apartemennya.
“Tidak
ada apapun..”, gumam HyeJin lalu menatap tajam LuHan.
“Wae?”,
singkat LuHan.
“Bukankah
kau bilang sudah menyiapkan sesuatu di rumah?”, tanya HyeJin.
“Mwo? Jinja?
Hehehe.. Aku hanya asal bicara tadi.”, jawab LuHan enteng.
“Jadi..?”,
gumam HyeJin.
“Jadi
hari ini aku hanya memberi buku itu sebagai hadiah ulang tahunmu.”, terang LuHan santai, lalu memasuki kamarnya. Dapat ia dengar HyeJin mendengus kesal ketika ia beranjak meninggalkannya. Kkk~
*HyeJin POV*
“Aiiiish!!!
Dia tidak seromantis yang ku bayangkan.”, kesalku dalam hati.
Aku pun memasuki
kamarku sendiri, namun ada suatu perasaan yang membuatku enggan memasuki kamarku
sendiri.
Aku menengok ke kamar LuHan yang pintunya terbuka. Dapat kudengar
suara shower yang menyala, dan aku yakin pasti dia sedang mandi.
Ku
beranikan diri untuk memasuki kamar LuHan, kamar yang tak pernah kusinggahi
sejak kami menikah. Selama ini kami belum pernah tidur sekamar, kecuali saat
kami di rumah keluarga Xi LuHan di Beijing.
“Dia
namja ,tapi sangat rapi.”, gumamku melihat-lihat isi kamarnya. Dan betapa
terkejutnya aku melihat berbagai fotoku di salah satu meja kamarnya.
“Omo...!
Kapan dia mengambil foto ini..?!”, kejutku. “Aiiiiissh!! Dia memfotoku diam-diam.
Yaa!! Darimana ia mendapatkan fotoku ini..?!!”, kesalku.
“HyeJin...”,
dapat ku dengar suara LuHan dari belakangku. Aku menoleh ke arahnya, dan
menatapnya tajam.
“Eumm..
Kenapa kau memasuki kamarku? Apa ada barang yang kau cari?”, tanyanya dengan
nada hati-hati.
“Tuan
Xi, Kau begitu teramat sangat menyukaiku yaa?? Darimana kau dapatkan
foto-fotoku ini?!”, tanyaku marah.
“Aku
memfotomu diam-diam. Dan yang lain ku dapatkan dari umma.”, jawabnya.
“Ini
termasuk tindak kriminal, kau tahu?! Memotret tanpa seizin orangnya sama saja
penyelewengan hak cipta!!”, ujarku tegas, namun asal.
“Kalau
aku minta izin, apa kau akan mengizinkannya?!”, protesnya.
“Aiiissh!!!
Dasar pencuri! Aku harus memberimu hukuman!!”, sentakku lalu mendekatinya dan
berdiri tepat di depannya.
Ku
jinjitkan kedua kakiku, agar tinggiku setara dengannya.
“Aku
hanya akan mengucapkannya sekali, jadi dengarkan baik-baik!”, bisikku tepat di
telinganya. LuHan terpaku mendengarnya.
“Kau divonis
mencintaiku seumur hidup! Arrachi?!”, lanjutku.
*Author POV*
“Kau
divonis mencintaiku seumur hidup! Arrachi?!”, bisik HyeJin namun terdengar
sangat jelas oleh LuHan.
HyeJin hendak menjauhkan dirinya dari LuHan, namun
LuHan lebih dulu memeluk tubuhnya erat.
“Dilarang
berteriak atau menolak!! Atau kau mendapat hukuman dariku!”, ujar LuHan
memperingatkan.
HyeJin
hanya terdiam. “Gomawo.”, ucap LuHan mempererat pelukannya dan mencium lembut
tengkuk HyeJin.
HyeJin
pun tersenyum dan membalas pelukan LuHan. “Wo Ai Ni, Tuan Xi.”, ungkap HyeJin.
-END-
No comments:
Post a Comment