Author : TarinWish
Title : Love At First Sight
Cast :
- EXO's LuHan as Xi LuHan
- Kim HyeJin (OC)
- EXO's Chen as Chen / Kim JongDae
Rating : PG-16
Genre : Romance
*LuHan POV*
Namaku Xi LuHan. Aku
adalah anak dari pengusaha asal China
yang sukses di Seoul, Tuan Xi WuHan.Sedangkan Ibuku? Ibuku adalah seorang
designer di Seoul, Kim SoonHye. Karena saking cintanya pada Ny.Kim SoonHye,
Tn.Xi WuHan rela meninggalkan bisnisnya di China dan mengembangkan perusahaan
fashion’nya di Seoul bersama sang pujaannya itu, ibuku. Haha^^
-Xi Family’s Home-
*LuHan POV*
"Kau adalah pewaris utama SXI
Group kan..??! Setauku, perjodohan itu sudah menjadi adat para kalangan
sepertimu. Menikah dengan gadis pilihan orang tua, itu adalah kewajibanmu
sebagai pewaris perusahaan.”,
kata-kata Chen terngiang-ngiang di kepalaku.
“Aah!!!
Tidak!! Shireo!!! Aku tidak mau mengikuti adat itu!! Apa cinta itu bisa
dipaksakan?? Tidak! Tidak!”, gumamku menghilangkan bayangan pernikahan atas
dasar keuntungan bisnis itu.
“Tuan
Muda,, Anda dipanggil oleh Presdir Xi di ruangannya.”, ucap salah satu
pelayanku.
“Baik.”, jawabku singkat lalu menuju ke ruang kerja appaku.
---
“Anakku..
Ada sesuatu yang ingin appa tanyakan padamu.”, ucap appa tersenyum lembut
padaku.
“Silahkan saja appa..”, jawabku membalas senyumannya.
“Tidak lama lagi,
mungkin kau akan diangkat sebagai pewaris resmi SXI Group. Sudah waktunya kau
segera mencari pendamping hidup. Yang ingin appa tanyakan adalah, kau ingin
dijodohkan atau mencari pendamping sendiri??”
Aku
sedikit terkejut mendengar pertanyaan appa.
“Uhmmm, aku ingin sedikit bebas
mencari calon istriku sendiri. Aku tidak ingin pernikahanku atas dasar urusan
bisnis belaka, Appa. Tolong, izinkan aku untuk mencarinya sendiri..”, jawabku
hati-hati.
Appa
terkekeh, “Baiklah.. Appa sudah menduga jawabanmu itu. Apa kau sudah
menemukannya sekarang?? Bagaimana tipe yeojamu??”
Aku tersenyum,
“Sekarang aku belum menemukannya. Aku menyukai yeoja yang memiliki mata yang
indah, berkepribadian sederhana, ceria, dan senantiasa menyemangatiku. Ku harap
kami bisa saling melengkapi.”, jawabku.
“Aku harap kau
segera menemukannya. Kalau tidak, aku akan mencarikan yeoja yang menurut kami pantas
untuk mu. Ne?”
“Uhmm,, Bagaimana
kalau yeoja yang ku sukai dan ku cintai nanti bukan dari kalangan atas..?? Apa
kau mengizinkannya, Appa???”, tanyaku hati-hati.
Appa
tersenyum menanggapi pertanyaanku.
Kemudian ia menjawab, “LuHan, menurut appa
kedudukan setiap orang sama, jadi Appa tidak mempermasalahkan itu. Jika dia
jodohmu, dan asal dia mampu mengangkatmu, aku akan merestuinya. Tapi, mungkin
akan sulit membujuk umma mu untuk masalah ini, dia pasti ingin mendapat menantu
yang sepadan dengan kita. Sebelum umma mu mencarikanmu calon anae, lebih baik
sekarang kau segera memberitahunya soal ini!”, terang appa.
---
“Bibi,, apa kau
tau umma dimana??”, tanyaku pada seorang pelayan.
“Oh, Nyonya Xi
sedang berkebun di halaman belakang, Tuan muda.”, jawabnya. “Okay!”, ucapku
lalu segera menemui umma.
-Xi Family’s Garden-
*LuHan POV*
“Umma, aku sudah
membicarakan ini dengan appa.. Dan appa menyetujuinya kok.”, ujarku sedikit
merayu.
“Tidak!! Umma
TIDAK SETUJU!!! Umma akan mencarikan yeoja yang cantik, pintar, berkepribadian
baik dan anggun, dan yang lebih penting lagi adalah setara dengan kedudukan
keluarga kita, arrachi..?!!”, ujar umma sambil merapikan tanaman-tanaman
kesayangannya.
“Aku tidak peduli.
Aku tidak setuju dengan umma. Setidaknya ada satu pendukungku, yaitu appa!”,
kataku tak mau kalah.
“LuHan, umma
melakukan ini juga demi kebaikanmu!”, ujar umma sedikit lembut.
“Tapi bukan begini
caranya, umma.. Tolong mengertilah..”, aku memelas pada ummaku.
“Terserah! Aku
beri kau waktu seminggu untuk menemukan calon pendampingmu! Jika tidak, akan ku
carikan kau yeoja pilihan umma, arrachi??!! Tapi awas!! Jangan coba-coba
mencari yeoja asal-asalan!! Kalian harus saling mencintai!!”, terang umma.
“Mwo..???!!
Seminggu??!”, seruku.
“Wae?? Terlalu
lama?? Kalau begitu besok?? Ottae..??”
“Baik-baik!!
Seminggu, ne?!”
************************
-Seoul University-
*LuHan POV*
“Chen-i,,
otteokhae??? Bagaimana bisa aku menemukan calon anae yang benar-benar ku cintai
dalam waktu seminggu??? Umma ku itu memang benar-benar.... aiisshh!!!!”, keluhku
pada sahabatku Chen.
“Apa boleh
buat..?! Kau juga siih,,, sudah sebesar ini tapi sampai sekarang kau belum
punya yeojachingu. Setidaknya kau beruntung masih diberi kesempatan untuk
mencari your true love sendiri.. Uhmm....”, sejenak Chen berpikir.
Ku harap
bukan ide pernikahan kontrak yang ada di otaknya.
“Love at First
Sight!!!”, serunya.
“Mwo??!!”, aku sedikit terkejut dengan seruannya itu.
“Yaa itu!! Dalam
seminggu ini kau harus mengalami Love at first sight!!”, ujarnya. Aku sedikit
tidak mengerti.
-Seoul University’s Library-
*Author POV*
Xi LuHan berdiri
di depan barisan buku yang tersusun rapi, tapi tak satu pun buku yang ada di
sekelilingnya ia sentuh. Dia sedang memikirkan, bagaimana menemukan yeoja
idamannya dalam waktu seminggu. Dia menghela nafasnya, “Haaah~ Ku harap takdirku
baik minggu ini..” lirihnya.
Lalu tanpa sengaja matanya menangkap sebuah buku
yang berjudul LOVE AT FIRST SIGHT?
LuHan teringat
pesan Chen tadi, “Dalam seminggu ini kau
harus mengalami Love at first sight!!”
“Cinta Pada Pandangan
Pertama??”, gumam LuHan dan mulai membuka buku itu.
----
Di sepanjang
perjalanan LuHan hanya fokus dengan buku bacaannya itu. Sambil tersenyum-tersenyum sendiri membaca
buku itu. Dia mengelilingi halaman kampus, tanpa ia sadari.
“Hei!!!!!
Awasss!!!!!!!”, seru seorang yeoja yang sedang mengayuh sepedanya cepat.
Bruuuuukkk!!!!
“Aigoo.....!!!!
Hei, apa kedua mata mu itu tidak berfungsi, haa..?!”, seru yeoja itu sambil
memegangi dahinya yang tergores. Xi LuHan sedang sibuk membersihkan diri, dan
memeriksa sikunya yang terluka.
“Uuuh.. Appo! Ya!!!! Apa rem mu itu tidak.......”,
keluh LuHan, namun keluhannya terputus ketika ia melihat gadis yang ada di
hadapannya.
“Aiiiish!! Mata
itu tidak hanya digunakan untuk membaca!! Tapi juga untuk melihat jalan!! Hiks..hiks..hiks.. bagaimana ini..?!! Omona~~ Sepedaku..”, keluh
gadis itu menatap LuHan tajam.
LuHan sendiri hanya bisa terpaku, pandangannya
tak lepas dari yeoja tersebut.
“Ya Tuhan~~ Selain
buta kau juga tuli yaa..??!”, yeoja itu kesal lalu pergi meninggalkan LuHan
yang masih diam terduduk di tanah, mungkin akal sehatnya sedikit error. Kkkkkk~
************************
-LuHan’s Room-
*Author POV*
Xi LuHan memandang
langit-langit kamarnya, “Gadis sepeda itu..”, gumamnya tersenyum.
“Kau sedang jatuh
cinta yaa??”, tanya Mr.Xi yang tiba-tiba masuk ke dalam kamar LuHan. LuHan
segera bangkit dari kasurnya, karena kaget.
“Omo!! Kau mengagetkanku, Appa!!”,
serunya melihat Appa’nya sudah duduk di kasurnya.
Mr.Xi tertawa,
“Kau bahkan tak mendengar suara aku mengetuk pintu kamarmu tadi??! Siapa gadis
yang berhasil membuat saraf pendengaranmu itu terganggu??”, sindir Mr.Xi.
“Hehe.. Bagaimana
appa bisa tahu?? Lihat sikuku, appa!! Gadis itu menabrakku dengan sepedanya!!
Aiiiiish,, luka ini sangat menyakitkan!! Tapi.. akan lebih menyakitkan lagi
kalau aku tak berhasil mendapatkannya.”, keluh LuHan.
“Hahaha.. Kalau
begitu kau harus mendapatkannya!!”, jawab Mr.Xi.
“Kalau tidak..?”,
tanya Luhan.
“Terpaksa kau
harus mendapatkannya dengan cara paksa!”, saran Mr.Xi santai lalu meninggalkan
kamar.
***************************************
-Next Day @ Seoul University-
*Author POV*
“Hei!!! Gadis Sepeda!!!”,
teriak Xi LuHan mengejar yeoja yang menabraknya kemarin. Yeoja itu mengerutkan
keningnya ketika LuHan berada di hadapannya.
“Kau ingat aku?
Ini!! Ini meninggalkan bekas! Aku ingin pertanggungjawabanmu!”, seru LuHan
sambil menunjukkan luka di sikunya yang diplester.
“Mwo?!”, kejut
yeoja itu. Dia memutar bola matanya, dan menatap LuHan kesal.
Lalu beranjak
meninggalkan LuHan, karena malas meladeninya.
“Yaa!!! Kajima!!”,
teriak LuHan mengejar yeoja itu.
---
Setelah kuliahnya
selesai, LuHan bergegas mencari yeoja itu lagi. Tak butuh waktu lama, LuHan
menemukannya sedang membaca buku di bangku taman. Ia segera menghampirinya.
“Aiiiish!! Kau lagi!”, dengus yeoja itu memandang malas LuHan yang sudah
berdiri di hadapannya.
“Kau harus bertanggung
jawab!!”, seru LuHan.
Yeoja itu pun
meletakkan bukunya di bangku yang ia duduki, dan berdiri menatap LuHan tajam.
“Kau
itu benar-benar!! Memangnya kau saja yang dirugikan karena kecelakaan kecil
itu?!! Karena mu dahiku terluka, selain itu sepedaku juga rusak. Tapi aku tak
minta apapun darimu! Lalu kau, luka kecil seperti itu saja minta pertanggung
jawaban?!! Kau minta aku bertanggung jawab bagaimana?? Apa perlu kita ke kantor
polisi, ha??!! Apa?! Apa maumu??!”, sentak yeoja itu panjang lebar.
“Kau.”, singkat
LuHan.
“Mwo??!”, tanya
yeoja itu tak mengerti. Tanpa basa-basi lagi, LuHan menarik tangan yeoja itu,
agar mengikuti langkahnya.
“Yaaa!!
Lepaskan!!”, pekik yeoja itu namun tak dipedulikan.
---
LuHan mendorong
yeoja itu masuk ke dalam mobilnya.
“Kau mau membawaku kemana??!”, tanya yeoja
itu kesal. Namun, tak ada jawaban dari LuHan, ia masih terfokus di kemudinya.
“Ah! Kau mau
membawaku ke kantor polisi? Hahaha.. Kau akan dianggap orang gila karena
melaporkan hal sepele seperti ini!!”, tebak yeoja itu.
“Dimana rumah
mu?”, tanya LuHan.
“Mwo??! Untuk apa
kau tahu rumahku?!”
“Kau mau ku antar pulang
tidak..?!”, seru LuHan membuat yeoja itu menatapnya heran.
---
“Turunkan aku
disini!”, pinta yeoja itu.
“Mana rumahmu?”,
tanya LuHan menghentikan mobilnya di pinggir sembari celingukan.
Yeoja itu keluar
dari mobil LuHan.
“Kau pikir aku akan memberitahukannya. Pergilah!”, ujar yeoja
itu santai sebelum ia menutup pintu mobil LuHan, dan pergi.
“Hei!!!”, teriak
LuHan. Ia ingin mengejarnya, tapi ia mengurungkannya. Karena ia punya cara
lain.
LuHan membalikkan
mobilnya, seolah-olah ia mau pergi dan tidak peduli yeoja itu mau kemana. Yeoja
itu terus berjalan, dan ia menoleh ke tempat LuHan menurunkannya tadi.
“Bagus!!
Akhirnya dia pergi juga!!”, batin yeoja itu tersenyum melihat mobil LuHan sudah
berbalik meninggalkannya.
---
“Umma....! Aku
pulang..!”, seru yeoja itu memasuki rumahnya.
“Ok HyeJin... Kau pulang lebih
awal? Bagus! Umma sudah memasakkan hidangan special hari ini. Cepat kau mandi
dulu sana!!”, ujar yeoja paruh baya menyambut anak semata wayangnya, Ok HyeJin.
“Ada seorang namja
yang menyebalkan, umma. Jadi aku ingin segera pulang.. Omona!! Umma, masakan
ini?! Bukankah kondisi keuangan kita bulan ini sedang memburuk, kenapa umma
memasak makanan sebanyak ini?? Boros..!”, keluh yeoja yang bernama HyeJin itu
sembari memandangi makanan yang memenuhi meja makannya.
“Tidak apa-apa,
hari ini umma mendapat bonus. Ayo cepat mandi sana!!”, perintah ummanya.
---
Tok..tok..tok..
“Annyeong
Hasimnikka.. Joneun Xi LuHan imnida.”, sapa seorang namja yang mengetuk pintu
rumah HyeJin.
Umma HyeJin yang
membukakan pintu memandang kagum LuHan. “Ne. Apa kau teman HyeJin? Masuklah..”,
ucap umma HyeJin ramah mempersilahkan LuHan masuk ke dalam rumah.
*LuHan POV*
“HyeJin..?? Ku
harap itu nama yeoja yang ku cari.”, batinku memasuki rumah sederhananya.
“LuHan-sshi, apa
kau sudah makan? Kebetulan ajumma memasak banyak makanan hari ini, makanlah
disini, ne?! Ajumma sangat senang ada teman HyeJin yang datang kemari.”, ungkap
ajumma padaku.
“Umma’nya begitu
hangat dan ramah, tapi kenapa anaknya tak seramah umma’nya?!”, batinku
mengingat yeoja itu.
“Gamsahabnida..”,
ucapku tersenyum manis.
“Ajumma, aku boleh
sering-sering kemari kan?”, tanyaku semangat. Ajumma pun tertawa. “Tentu.
Selama ini Ok HyeJin jarang sekali membawa temannya ke rumah. Jadi saat kau
datang, ajumma sangat senang.”, jawabnya.
“Baiklah, aku
janji aku akan membawakan bingkisan untuk ajumma setiap kemari.”, kataku mantab.
“Eumm, Kalau itu
ajumma tidak akan menolak. Kau namja yang tampan dan baik hati. Pasti banyak
yeoja yang menyukaimu?”, pujinya.
“Jinja?? Eumm,
tapi kenapa anak ajumma si HyeJin itu tak tertarik padaku?”, ungkapku lesu.
“Mwo?!”, tanya
ajumma tak mengerti.
“Aku satu
universitas dengannya, tapi aku baru mengenalnya beberapa hari ini. Dan saat
itu juga, Aku menyukai HyeJin. Tapi sepertinya, dia tak menyukaiku.”, ungkapku
memasang raut sedih.
Tak lama kemudian
yeoja yang ku tunggu-tunggu keluar juga. Yeoja itu menghampiri kami dengan
handuk yang masih membalut rambutnya.
“Umma... Kenapa airnya...?”, teriaknya
terhenti ketika melihatku duduk manis di hadapan umma’nya.
“Yaa!!! Bagaimana bisa kau
kemari??!!”, serunya menatapku tak percaya.
-To Be Continued-
No comments:
Post a Comment