Pages

Friday, November 9, 2012

LOVE AT FIRST SIGHT [Fanfiction EXO LuHan] Part 1



Author : TarinWish
Title : Love At First Sight
Cast :
  • EXO's LuHan as Xi LuHan
  • Kim HyeJin (OC)
  • EXO's Chen as Chen / Kim JongDae


Rating : PG-16
Genre : Romance



*LuHan POV*
Namaku Xi LuHan. Aku adalah  anak dari pengusaha asal China yang sukses di Seoul, Tuan Xi WuHan.Sedangkan Ibuku? Ibuku adalah seorang designer di Seoul, Kim SoonHye. Karena saking cintanya pada Ny.Kim SoonHye, Tn.Xi WuHan rela meninggalkan bisnisnya di China dan mengembangkan perusahaan fashion’nya di Seoul bersama sang pujaannya itu, ibuku. Haha^^

-Xi Family’s Home-
*LuHan POV*
"Kau adalah pewaris utama SXI Group kan..??! Setauku, perjodohan itu sudah menjadi adat para kalangan sepertimu. Menikah dengan gadis pilihan orang tua, itu adalah kewajibanmu sebagai pewaris perusahaan.”, kata-kata Chen terngiang-ngiang di kepalaku.

“Aah!!! Tidak!! Shireo!!! Aku tidak mau mengikuti adat itu!! Apa cinta itu bisa dipaksakan?? Tidak! Tidak!”, gumamku menghilangkan bayangan pernikahan atas dasar keuntungan bisnis itu.

“Tuan Muda,, Anda dipanggil oleh Presdir Xi di ruangannya.”, ucap salah satu pelayanku. 

“Baik.”, jawabku singkat lalu menuju ke ruang kerja appaku.
---

“Anakku.. Ada sesuatu yang ingin appa tanyakan padamu.”, ucap appa tersenyum lembut padaku.

“Silahkan saja appa..”, jawabku membalas senyumannya.

“Tidak lama lagi, mungkin kau akan diangkat sebagai pewaris resmi SXI Group. Sudah waktunya kau segera mencari pendamping hidup. Yang ingin appa tanyakan adalah, kau ingin dijodohkan atau mencari pendamping sendiri??”

Aku sedikit terkejut mendengar pertanyaan appa.
“Uhmmm, aku ingin sedikit bebas mencari calon istriku sendiri. Aku tidak ingin pernikahanku atas dasar urusan bisnis belaka, Appa. Tolong, izinkan aku untuk mencarinya sendiri..”, jawabku hati-hati.

Appa terkekeh, “Baiklah.. Appa sudah menduga jawabanmu itu. Apa kau sudah menemukannya sekarang?? Bagaimana tipe yeojamu??”

Aku tersenyum, “Sekarang aku belum menemukannya. Aku menyukai yeoja yang memiliki mata yang indah, berkepribadian sederhana, ceria, dan senantiasa menyemangatiku. Ku harap kami bisa saling melengkapi.”, jawabku.

“Aku harap kau segera menemukannya. Kalau tidak, aku akan mencarikan yeoja yang menurut kami pantas untuk mu. Ne?”
“Uhmm,, Bagaimana kalau yeoja yang ku sukai dan ku cintai nanti bukan dari kalangan atas..?? Apa kau mengizinkannya, Appa???”, tanyaku hati-hati.

Appa tersenyum menanggapi pertanyaanku.
Kemudian ia menjawab, “LuHan, menurut appa kedudukan setiap orang sama, jadi Appa tidak mempermasalahkan itu. Jika dia jodohmu, dan asal dia mampu mengangkatmu, aku akan merestuinya. Tapi, mungkin akan sulit membujuk umma mu untuk masalah ini, dia pasti ingin mendapat menantu yang sepadan dengan kita. Sebelum umma mu mencarikanmu calon anae, lebih baik sekarang kau segera memberitahunya soal ini!”, terang appa.
---

“Bibi,, apa kau tau umma dimana??”, tanyaku pada seorang pelayan.

“Oh, Nyonya Xi sedang berkebun di halaman belakang, Tuan muda.”, jawabnya. “Okay!”, ucapku lalu segera menemui umma.

-Xi Family’s Garden-
*LuHan POV*
“Umma, aku sudah membicarakan ini dengan appa.. Dan appa menyetujuinya kok.”, ujarku sedikit merayu.

“Tidak!! Umma TIDAK SETUJU!!! Umma akan mencarikan yeoja yang cantik, pintar, berkepribadian baik dan anggun, dan yang lebih penting lagi adalah setara dengan kedudukan keluarga kita, arrachi..?!!”, ujar umma sambil merapikan tanaman-tanaman kesayangannya.

“Aku tidak peduli. Aku tidak setuju dengan umma. Setidaknya ada satu pendukungku, yaitu appa!”, kataku tak mau kalah.

“LuHan, umma melakukan ini juga demi kebaikanmu!”, ujar umma sedikit lembut.

“Tapi bukan begini caranya, umma.. Tolong mengertilah..”, aku memelas pada ummaku.

“Terserah! Aku beri kau waktu seminggu untuk menemukan calon pendampingmu! Jika tidak, akan ku carikan kau yeoja pilihan umma, arrachi??!! Tapi awas!! Jangan coba-coba mencari yeoja asal-asalan!! Kalian harus saling mencintai!!”, terang umma.

“Mwo..???!! Seminggu??!”, seruku.

“Wae?? Terlalu lama?? Kalau begitu besok?? Ottae..??”

“Baik-baik!! Seminggu, ne?!”

************************
-Seoul University-
*LuHan POV*
“Chen-i,, otteokhae??? Bagaimana bisa aku menemukan calon anae yang benar-benar ku cintai dalam waktu seminggu??? Umma ku itu memang benar-benar.... aiisshh!!!!”, keluhku pada sahabatku Chen.

“Apa boleh buat..?! Kau juga siih,,, sudah sebesar ini tapi sampai sekarang kau belum punya yeojachingu. Setidaknya kau beruntung masih diberi kesempatan untuk mencari your true love sendiri.. Uhmm....”, sejenak Chen berpikir.
Ku harap bukan ide pernikahan kontrak yang ada di otaknya.

“Love at First Sight!!!”, serunya.

“Mwo??!!”, aku sedikit terkejut dengan seruannya itu.

“Yaa itu!! Dalam seminggu ini kau harus mengalami Love at first sight!!”, ujarnya. Aku sedikit tidak mengerti.

-Seoul University’s Library-
*Author POV*
Xi LuHan berdiri di depan barisan buku yang tersusun rapi, tapi tak satu pun buku yang ada di sekelilingnya ia sentuh. Dia sedang memikirkan, bagaimana menemukan yeoja idamannya dalam waktu seminggu. Dia menghela nafasnya, “Haaah~ Ku harap takdirku baik minggu ini..” lirihnya.
Lalu tanpa sengaja matanya menangkap sebuah buku yang berjudul LOVE AT FIRST SIGHT?

LuHan teringat pesan Chen tadi, “Dalam seminggu ini kau harus mengalami Love at first sight!!”

“Cinta Pada Pandangan Pertama??”, gumam LuHan dan mulai membuka buku itu.
----

Di sepanjang perjalanan LuHan hanya fokus dengan buku bacaannya itu.  Sambil tersenyum-tersenyum sendiri membaca buku itu. Dia mengelilingi halaman kampus, tanpa ia sadari.
“Hei!!!!! Awasss!!!!!!!”, seru seorang yeoja yang sedang mengayuh sepedanya cepat.
Bruuuuukkk!!!!

“Aigoo.....!!!! Hei, apa kedua mata mu itu tidak berfungsi, haa..?!”, seru yeoja itu sambil memegangi dahinya yang tergores. Xi LuHan sedang sibuk membersihkan diri, dan memeriksa sikunya yang terluka.

“Uuuh.. Appo! Ya!!!! Apa rem mu itu tidak.......”, keluh LuHan, namun keluhannya terputus ketika ia melihat gadis yang ada di hadapannya.

“Aiiiish!! Mata itu tidak hanya digunakan untuk membaca!! Tapi juga untuk melihat jalan!! Hiks..hiks..hiks..  bagaimana ini..?!! Omona~~ Sepedaku..”, keluh gadis itu menatap LuHan tajam.
LuHan sendiri hanya bisa terpaku, pandangannya tak lepas dari yeoja tersebut.

“Ya Tuhan~~ Selain buta kau juga tuli yaa..??!”, yeoja itu kesal lalu pergi meninggalkan LuHan yang masih diam terduduk di tanah, mungkin akal sehatnya sedikit error. Kkkkkk~

************************
-LuHan’s Room-
*Author POV*
Xi LuHan memandang langit-langit kamarnya, “Gadis sepeda itu..”, gumamnya tersenyum.

“Kau sedang jatuh cinta yaa??”, tanya Mr.Xi yang tiba-tiba masuk ke dalam kamar LuHan. LuHan segera bangkit dari kasurnya, karena kaget.

“Omo!! Kau mengagetkanku, Appa!!”, serunya melihat Appa’nya sudah duduk di kasurnya.

Mr.Xi tertawa, “Kau bahkan tak mendengar suara aku mengetuk pintu kamarmu tadi??! Siapa gadis yang berhasil membuat saraf pendengaranmu itu terganggu??”, sindir Mr.Xi.

“Hehe.. Bagaimana appa bisa tahu?? Lihat sikuku, appa!! Gadis itu menabrakku dengan sepedanya!! Aiiiiish,, luka ini sangat menyakitkan!! Tapi.. akan lebih menyakitkan lagi kalau aku tak berhasil mendapatkannya.”, keluh LuHan.

“Hahaha.. Kalau begitu kau harus mendapatkannya!!”, jawab Mr.Xi.

“Kalau tidak..?”, tanya Luhan.

“Terpaksa kau harus mendapatkannya dengan cara paksa!”, saran Mr.Xi santai lalu meninggalkan kamar.

***************************************
-Next Day @ Seoul University-
*Author POV*
“Hei!!! Gadis Sepeda!!!”, teriak Xi LuHan mengejar yeoja yang menabraknya kemarin. Yeoja itu mengerutkan keningnya ketika LuHan berada di hadapannya.

“Kau ingat aku? Ini!! Ini meninggalkan bekas! Aku ingin pertanggungjawabanmu!”, seru LuHan sambil menunjukkan luka di sikunya yang diplester.

“Mwo?!”, kejut yeoja itu. Dia memutar bola matanya, dan menatap LuHan kesal.
Lalu beranjak meninggalkan LuHan, karena malas meladeninya.

“Yaa!!! Kajima!!”, teriak LuHan mengejar yeoja itu.
---

Setelah kuliahnya selesai, LuHan bergegas mencari yeoja itu lagi. Tak butuh waktu lama, LuHan menemukannya sedang membaca buku di bangku taman. Ia segera menghampirinya.

“Aiiiish!! Kau lagi!”, dengus yeoja itu memandang malas LuHan yang sudah berdiri di hadapannya.

“Kau harus bertanggung jawab!!”, seru LuHan.

Yeoja itu pun meletakkan bukunya di bangku yang ia duduki, dan berdiri menatap LuHan tajam.
“Kau itu benar-benar!! Memangnya kau saja yang dirugikan karena kecelakaan kecil itu?!! Karena mu dahiku terluka, selain itu sepedaku juga rusak. Tapi aku tak minta apapun darimu! Lalu kau, luka kecil seperti itu saja minta pertanggung jawaban?!! Kau minta aku bertanggung jawab bagaimana?? Apa perlu kita ke kantor polisi, ha??!! Apa?! Apa maumu??!”, sentak yeoja itu panjang lebar.

“Kau.”, singkat LuHan.

“Mwo??!”, tanya yeoja itu tak mengerti. Tanpa basa-basi lagi, LuHan menarik tangan yeoja itu, agar mengikuti langkahnya.

“Yaaa!! Lepaskan!!”, pekik yeoja itu namun tak dipedulikan.
---

LuHan mendorong yeoja itu masuk ke dalam mobilnya.
“Kau mau membawaku kemana??!”, tanya yeoja itu kesal. Namun, tak ada jawaban dari LuHan, ia masih terfokus di kemudinya.

“Ah! Kau mau membawaku ke kantor polisi? Hahaha.. Kau akan dianggap orang gila karena melaporkan hal sepele seperti ini!!”, tebak yeoja itu.

“Dimana rumah mu?”, tanya LuHan.

“Mwo??! Untuk apa kau tahu rumahku?!”

“Kau mau ku antar pulang tidak..?!”, seru LuHan membuat yeoja itu menatapnya heran.
---

“Turunkan aku disini!”, pinta yeoja itu.

“Mana rumahmu?”, tanya LuHan menghentikan mobilnya di pinggir sembari celingukan.
Yeoja itu keluar dari mobil LuHan.
“Kau pikir aku akan memberitahukannya. Pergilah!”, ujar yeoja itu santai sebelum ia menutup pintu mobil LuHan, dan pergi.

“Hei!!!”, teriak LuHan. Ia ingin mengejarnya, tapi ia mengurungkannya. Karena ia punya cara lain.
LuHan membalikkan mobilnya, seolah-olah ia mau pergi dan tidak peduli yeoja itu mau kemana. Yeoja itu terus berjalan, dan ia menoleh ke tempat LuHan menurunkannya tadi.

“Bagus!! Akhirnya dia pergi juga!!”, batin yeoja itu tersenyum melihat mobil LuHan sudah berbalik meninggalkannya.
---

“Umma....! Aku pulang..!”, seru yeoja itu memasuki rumahnya.
“Ok HyeJin... Kau pulang lebih awal? Bagus! Umma sudah memasakkan hidangan special hari ini. Cepat kau mandi dulu sana!!”, ujar yeoja paruh baya menyambut anak semata wayangnya, Ok HyeJin.

“Ada seorang namja yang menyebalkan, umma. Jadi aku ingin segera pulang.. Omona!! Umma, masakan ini?! Bukankah kondisi keuangan kita bulan ini sedang memburuk, kenapa umma memasak makanan sebanyak ini?? Boros..!”, keluh yeoja yang bernama HyeJin itu sembari memandangi makanan yang memenuhi meja makannya.

“Tidak apa-apa, hari ini umma mendapat bonus. Ayo cepat mandi sana!!”, perintah ummanya.
---

Tok..tok..tok..
“Annyeong Hasimnikka.. Joneun Xi LuHan imnida.”, sapa seorang namja yang mengetuk pintu rumah HyeJin.

Umma HyeJin yang membukakan pintu memandang kagum LuHan. “Ne. Apa kau teman HyeJin? Masuklah..”, ucap umma HyeJin ramah mempersilahkan LuHan masuk ke dalam rumah.

*LuHan POV*
“HyeJin..?? Ku harap itu nama yeoja yang ku cari.”, batinku memasuki rumah sederhananya.

“LuHan-sshi, apa kau sudah makan? Kebetulan ajumma memasak banyak makanan hari ini, makanlah disini, ne?! Ajumma sangat senang ada teman HyeJin yang datang kemari.”, ungkap ajumma padaku.

“Umma’nya begitu hangat dan ramah, tapi kenapa anaknya tak seramah umma’nya?!”, batinku mengingat yeoja itu.

“Gamsahabnida..”, ucapku tersenyum manis.

“Ajumma, aku boleh sering-sering kemari kan?”, tanyaku semangat. Ajumma pun tertawa. “Tentu. Selama ini Ok HyeJin jarang sekali membawa temannya ke rumah. Jadi saat kau datang, ajumma sangat senang.”, jawabnya.

“Baiklah, aku janji aku akan membawakan bingkisan untuk ajumma setiap kemari.”, kataku mantab.

“Eumm, Kalau itu ajumma tidak akan menolak. Kau namja yang tampan dan baik hati. Pasti banyak yeoja yang menyukaimu?”, pujinya.

“Jinja?? Eumm, tapi kenapa anak ajumma si HyeJin itu tak tertarik padaku?”, ungkapku lesu.

“Mwo?!”, tanya ajumma tak mengerti.

“Aku satu universitas dengannya, tapi aku baru mengenalnya beberapa hari ini. Dan saat itu juga, Aku menyukai HyeJin. Tapi sepertinya, dia tak menyukaiku.”, ungkapku memasang raut sedih.

Tak lama kemudian yeoja yang ku tunggu-tunggu keluar juga. Yeoja itu menghampiri kami dengan handuk yang masih membalut rambutnya.
“Umma... Kenapa airnya...?”, teriaknya terhenti ketika melihatku duduk manis di hadapan umma’nya.

“Yaa!!! Bagaimana bisa kau kemari??!!”, serunya menatapku tak percaya.


-To Be Continued-

No comments:

Post a Comment