Pages

Monday, November 19, 2012

WHAT IS LOVE? [Season I] "BECAUSE OF HAPPY VIRUS" PArt 4 [Fanfiction EXO ChanYeol-f(x) Krystal _ ChanStal]



WHAT IS LOVE?  :: “Because of HAPPY VIRUS”
Part 4

Cast      :
EXO-K’s ChanYeol as Park ChanYeol
GG’s TaeYeon as Park TaeYeon (ChanYeol’s Older Sister)
F(x)’s Krystal as Jung SooJung
GG’s Jessica as Jung SooYeon (SooJung’s Older Sister)
SHINee’s MinHo as Choi MinHo
GG’s YoonA as Jung YoonA (SooJung’s cousin)

Rating : PG-15

Genre : Romance




*SooJung POV*
“Oiya, Hyung, dimana MinHo Hyung?”, tanya ChanYeol pada namja yang bernama Lee SungMin. “Choi MinHo sedang di kamar mandi.”, jawabnya.
“DEG!!!! Choi MinHo?!”, jantungku langsung berdetak dengan kencang saat aku mendengar nama itu. “Pasti bukan dia!”, batinku mencoba menenangkan perasaanku.
“Hey!! ChanYeol-i, apa Onew hyung tidak datang??”, ku dengar ada suara seorang namja datang dari arah pintu yang kubelakangi. Kulihat ChanYeol langsung menoleh ke arah namja itu. “Tidak, MinHo Hyung. Katanya dia ada urusan”, jawab ChanYeol. Detak jantungku semakin kencang, dan nafasku mulai sesak. “Haha.. Pasti dia sedang sibuk berkencan dengan kekasihnya yang bernama MinHee itu!!”, seru Lee SungMin. Kini ia sudah tepat ada di depanku, aku menundukkan kepalaku, tubuhku juga sudah mulai lemas.
“Oh! Kau temannya Park ChanYeol?? Kenalkan~ Choi MinHo imnida, aku drummer. Sedangkan dongsaengku yang satu ini adalah bassis!! Kau pasti sudah tau kan?”, ucapnya padaku sambil merangkul ChanYeol. Aku mengangkat kepalaku perlahan untuk melihat sosok Choi MinHo yang ada di hadapanku.
“Deg!!!!!!!”, rasanya jantungku seperti terhantam ketika melihat namja itu, aku tersentak aku memundurkan diriku selangkah. “Kau...”, lirih MinHo yang juga terkejut ketika melihatku. “Kau~~ SooJung-ah...?”, lirih MinHo ragu. “Apa kalian sudah saling mengenal??”, tanya ChanYeol bingung.
Aku tak sanggup menahan perasaan ini. Lukaku yang sudah pulih, kini tersobek lagi, benar-benar sakit. Aku berlari meninggalkan Studio. Terdengar suara Park ChanYeol memanggil namaku, namun aku tidak menggubrisnya. “SooJung-ah!!!!!! JamkkanmanYo!!!!!!!”, teriak ChanYeol. Aku berlari sekencang mungkin. Aku memutuskan bersembunyi di celah dinding, agar ChanYeol tak melihatku, aku belum siap bertemu dengannya saat ini. Setelah ku rasa ChanYeol tidak mengikutiku lagi karena kehilangan jejakku, aku memutuskan untuk pulang ke rumah dengan langkah gontai.
*ChanYeol POV*
Aku mengejar SooJung, aku berkeliling menelusuri jalanan kota.
5 menit->10menit
“Haaach!!!! aku kehilangan jejaknya! Otteokhae??!! Seharusnya aku menjaganya dan membuatnya happy!!!! Kenapa malah jadi begini..?!! Kemana dia??!!”, seru ChanYeol ngos-ngosan. Aku memutuskan untuk menelpon SooYeon noona.
010.7101.05xxx CALL
ChanYeol: “Yoboseyo!! SooYeon noona, apa SooJung sudah pulang??”
SooYeon: “Sudah. Sekarang dia ada di kamarnya. Waeyo?”
ChanYeol: “Oh! Aniyo~~ Uhmm, mianhamnida, noona. Sepertinya hari ini aku gagal membuatnya terhibur..”
SooYeon: “Oh.. Gwaenchana... Kau sudah berusaha dengan baik kan?! Tidak masalah, yang penting sekarang SooJung sudah pulang. Gomawo, ChanYeol-sshi..”
Aku lega SooJung sudah ada di rumahnya. Kini yang ku cemaskan adalah bagaimana perasaan SooJung sekarang, dan penasaran apa hubungan SooJung dengan MinHo Hyung. Aku tak ingin jika  malam ini aku tidak bisa tidur karena penasaran. Sepertinya aku harus mengintrogasi MinHo Hyung malam ini juga. Aku segera mengirim sms untuknnya.
To: 010.7101.19xxx
Hyung, bisa temui aku sekarang? Ku tunggu di lapangan basket dekat rumahku.

*ChanYeol POV*
“MinHo Hyung!!”, panggilku. MinHo Hyung menoleh ke arahku, lalu menghampiriku.  Ketika ia sudah duduk di sampingku ,“Kau pasti tau, apa yang ingin ku bicarakan denganmu sekarang, Hyung..?”, tanyaku memulai pembicaraan. “Jung SooJung..??”, tebakannya sungguh tepat.
“SooJung adalah teman masa kecilku. Kami dekat sejak kami di taman kanak-kanak. Tapi  sejak kelas 3 SMP kami putus komunikasi, karena dia memutuskan untuk melanjutkan sekolahnya di Amerika. Makanya tadi aku cukup terkejut melihatnya. Aku tidak tau kalau dia sudah kembali ke Korea.”, lanjut MinHo Hyung menerangkan hubungannya dengan SooJung. “Oh.. Tapi kenapa SooJung terlihat begitu terkejut, seperti orang ketakutan??”, tanyaku. “Haha.. Mungkin karena aku mirip vampir?!!”, canda MinHo Hyung.
“Haach!! Aku serius, Hyung!! Kalau kalian berteman sejak kecil, seharusnya kalian terkejut bahagia!! Bukan seperti itu tadi!!! Kenapaa..”, seruku terputus karena MinHo Hyung menyela pertanyaanku, “Sudah malam!! Kau harus cepat istirahat, jika tidak mau terlambat ke sekolah lagi besok!! Annyeong!”, serunya dan meninggalkanku. “MinHo Hyung!!!!! Pembicaraan kita belum selesai!!!”, teriakku. “Kita bicarakan lain waktu saja!!” balasnya.

-Keesokan harinya-
@School
*Author POV*
Setelah absen beberapa hari SooJung sudah mulai masuk sekolah lagi. ChanYeol senang bisa melihat SooJung di kelas, namun seharian di sekolah ChanYeol tidak mendekati SooJung. SooJung sendiri pun tidak menghiraukannya.
-Bel pulang sekolah berbunyi-
*ChanYeol POV*
Kulihat SooJung segera membereskan alat-alat tulisnya ke dalam tas. Aku pun segera membereskan milikku juga, dan menghampirinya. “SooJung-ah, kulihat dari tadi kau hanya duduk di kelas?? Apa tidak lelah duduk terus begitu?? Bisa ambeien lhoo..!!”, candaku. Seperti biasa, SooJung tak menghiraukanku. “Apa kau marah?? Aku tidak akan menanyakan kejadian yang kemarin, walau sebenarnya aku penasaran dan mengkhawatirkanmu. Besok kau ada waktu?? Uhmm,,, besok jam 10 pagi ku tunggu kau di Namsan Tower!! Okay! Sampai ketemu besok!! Annyeong~”, ujarku sambil tersenyum. “Aku tidak akan datang!”, seru SooJung ketika aku hendak keluar kelas. “Kau harus datang!! Aku akan menunggumu sampai kau datang!! Arachi??!!!”, seruku lalu keluar kelas.

-Jung’s Family-
*SooJung POV*
“Aku pulang!!!”, seru SooYeon eonni. “SooJung-ah,, apa kau tidak bosan hari minggu yang cerah begini hanya mengurung diri di rumah..?!!”, seru SooYeon eonni duduk di samping. Aku tidak menghiraukan ocehan eonniku, aku hanya menatap televisi yang dari tadi ku ganti-ganti channel. “Tu kaan...?! Channel TV saja kau gonta-ganti seperti itu!! Tidak ada acara TV yang bisa menarik perhatianmu kan??! Uuuh,, Pasti asyik ke Namsan Tower di hari yang cerah begini!!”, ucap SooYeon eonni yang seketika membuatku teringat sesuatu. “Namsan Tower..??!”, lirihku. “Eonni,, sekarang jam berapa??”, tanyaku. SooYeon eonni langsung melihat jam tangannya ,”Sudah jam 3. Wae?”, jawabnya. “Haach, tidak mungkin dia menungguku!!”, gumamku.
“Kau harus datang!! Aku akan menunggumu sampai kau datang!! Arachi??!!!”, ucapan ChanYeol kemarin terngiang-ngiang di kepalaku. “SooYeon eonni,, dimana kunci mobilmu?”, tanyaku. “Ini.”, jawabnya sambil menggantung-gantungkan kunci mobilnya di hadapanku. Aku langsung merebut kunci itu dari tangannya, dan berlari meninggalkannya. “SooJung-ah!!! Kau mau kemana???!!”, teriak SooYeon eonni.

@Namsan Tower
Aku segera mencari ChanYeol, kulihat dia sedang duduk di bangku taman sambil menyeruput ice coffee. “Aiiiish, ternyata benar dia menungguku.. Dasar babo namja!!!”, gumamku lalu menghampirinya. ChanYeol tersenyum gembira ketika melihatku, namun sedetik kemudian raut wajahnya yang bahagia berubah menjadi seperti orang marah. “Kau tau sudah berapa jam aku menunggumu?? Kau tau cuaca hari ini cerah tapi sangat panas!!! Lihat peluhku ini!! Kau ini memang lupa atau sengaja lupa?!!”, kesalnya sambil menunjuk dahinya. “Aku sudah bilang kalau aku tidak akan datang kan..??!!!!!!!”, seruku. “Tapi kenyataanya kau datang kan..?!!! Sudahlah,, aku lelah menunggumu 5 jam disini, aku ingin pulang sekarang. Kau pulang saja!!”, serunya. “Baiklah.. Aku pulang!! Bye~”, ucapku santai lalu meninggalkannya.
“Aah~ Andweeyoooo!!!”, teriak ChanYeol, aku tersenyum mendengar teriakannya itu, lalu berbalik menghadapnya. “Kau mau usahaku menunggumu berjam-jam sia-sia..?!”, keluhnya. “Kau sendiri kan yang menyuruhku pulang??!”, jawabku innoncent. “Aiiiiish!!! Kau ini!!! Aku kan tidak menyuruhmu untuk menganggap itu serius!! Seharusnya kau minta maaf ,lalu memintaku untuk tidak pulang!! Kenapa kau tidak mengerti??! Sensitif lah sedikit!!”, kesalnya lagi. Aku hanya bisa tertawa di dalam hati melihatnya marah-marah seperti itu, lucu sekali. “Mianhe~~”, ucapku sedikit canggung, ChanYeol tersenyum lebar mendengarnya.
Kami memutuskan untuk berjalan-jalan mengelilingi Namsan, awalnya aku sedikit canggung, tapi ChanYeol selalu berhasil membuatku terasa lebih lepas, sesekali aku tertawa mendengar candaan-candaannya. Kini aku tidak mau menahannya lagi, menahan perasaan senang, sedih, maupun marah, aku akan mengekspresikannya.
“SooJung-ah, sebenarnya aku tidak ingin membahasnya lagi. Tapi aku sangat penasaran. Uhmmm, Sebenarnya saat di studio.. Hmmmm,, MinHo hyung..... itu.... apa diaa.. temanmu masa... kecil..?”, tanyanya hati-hati. “Dia adalah sahabatku masa kecil. Sebagian besar kenangan masa kecilku dipenuhi olehnya,, aku sangat ingin melupakannya. Bahkan lebih baik aku amnesia selamanya, agar memoryku yang hampir dimonopoli olehnya itu dapat terhapus!!”, jawabku.

-FLASHBACK-
*Author POV*
Seorang gadis berusia 10 tahun berlari menuju taman, “Aku benci mendengar mereka bertengkar!!!”, tangis gadis kecil itu. “SooJung-ah,, apa orangtuamu bertengkar lagi??”, tanya seorang anak laki-laki yang lebih tua satu tahun dari gadis itu. “MinHo Oppa...!! hiks..hiks..hiks..“, rengek SooJung kecil sambil memeluk anak laki-laki itu. “Sudah~~ Ada oppa disini. Lebih baik kita bermain saja! Oke?!”, hibur MinHo kecil. Sudah 5 tahun MinHo senantiasa menemani SooJung kecil yang selalu merasa kesepian. Mereka dekat sejak Eonni SooJung satu-satunya tinggal di Amerika bersama neneknya.
*SooJung POV*
Aku merasa sangat beruntung mempunyai seseorang yang selalu ada di sampingku saat suka dan duka, yang selalu memberiku semangat saat aku lemah. Choi MinHo bagai malaikat penjagaku yang berwujud.
“Oppa, kenapa kau sangat baik padaku?? Aku kan selalu merepotkanmu.”, tanyaku pada MinHo oppa yang sedang mengayun-ayukan ku di ayunan taman. “Aku merasa tidak repot kok. Karena aku TuLus!! Dalam melakukan apapun, kalau kita tulus, pasti akan terasa ringan, hasilnya akan memuaskan, dan berakhir dengan baik! Itulah yang kuyakini.”, jawabnya sambil tersenyum manis padaku. “Kalau begitu aku juga akan tulus melakukan apapun!!”, ucapku. Aku akan selalu mengingat ucapan bijakmu, MinHo oppa..”, batinku.
Dari TK sampai SMP kami satu sekolah. Namun ketika di SMP aku semakin jarang bisa bertemu dengannya, karena dia semakin sibuk dengan urusannya sendiri. Sebentar lagi aku akan naik ke kelas 3 SMP, sedangkan MinHo oppa akan lulus. Aku ingin memberikannya sesuatu. “MinHo oppa!!”, panggilku ketika aku melihatnya sedang berlatih basket. “Oh, SooJung-ah. Ada apa?”, tanyanya sambil meneguk sebotol air. “Oppa, sudah lama kita tidak bermain di taman biasanya. Nanti sore kau ada waktu kan?”, tanyaku hati-hati. Kulihat MinHo oppa berpikir sejenak. “Oppaaaa... yaa??!”, rayuku. “Baiklah, jam 5 sore yaa..?”, tawarnya. “Baik!! Kalau begitu aku pergi dulu yaa.. Ada tugas yang harus ku kerjakan. Oppa, hwaiting!!”, seruku menyemangatinya untuk melanjutkan latihannya.
-Taman @ 5 P.M-
“Oppa, ini untukmu. Aku yang membuatnya sendiri lhoo.. Maaf jika hasilnya kurang memuaskan. Tapi yang jelas ini kubuat dengan ketulusan.”, ucapku sambil menyerahkan sepasang sarung tangan rajutanku. MinHo oppa tersenyum menerimanya, namun senyumnya hilang ketika ia melihat tulisan SJ<3MH. Aku memang sengaja menambahkannya di bagian dalam sarung tangan itu. “Oppa,, wae?? Apa kau tidak suka dengan tulisan itu?”, tanyaku ragu. “SooJung-ah,, mianhe~~ Aku tidak bisa menerima ini.”, ujarnya menyerahkan kembali sarung tangan tersebut padaku. “Oppa...”, lirihku, hatiku terpukul ,aku merasa telah ditolak. “Jangan menyukaiku apalagi mencintaiku, SooJung-ah..!! Karena aku tidak bisa membalas perasaanmu.”, ujar MinHo oppa.
“Waeyo, oppa? Kau bilang, melakukan apapun dengan ketulusan akan berakhir dengan baik. Apa aku kurang tulus?? Sudah 10 tahun kita bersama, aku melihat ketulusanmu selama ini, dan aku juga berusaha menunjukkan ketulusanku. Apa kau tidak bisa melihat ketulusanku, oppa??! Kau pernah bilang kau menyayangiku, oppa..?!!! Kau juga berjanji akan menjagaku selamanya.”, ujarku ,airmataku juga sudah mulai menetes.
“SooJung-ah,, itu masa lalu!! Saat itu aku masih kecil. Aku bahkan tidak ingat pernah mengatakan itu! Aku sudah mulai dewasa, tidak mungkin seumur hidupku ini ,apalagi masa remajaku yang sedang indah-indahnya ini terganggu oleh tanggung jawab yang sebenarnya bukan tanggung jawabku!! Ada yeoja lain yang kucintai, tolong mengertilah aku! Mianhe.”, terangnya.
Mendengarnya membuat lukaku tergores semakin dalam, “Lalu ketulusan yang bagaimana yang kau tunjukkan selama 10 tahun terakhir inii, oppa..??”, tanyaku.
“Sebelum SooYeon noona pergi ke Amerika, dia memintaku untuk menjagamu.”, ujar MinHo oppa. “Jadi kau melakukan ini karena permintaan eonniku..?? Pasti kau sangat terbebani..!? Aku benar-benar salah total menilai ketulusanmu, oppa!! Mianhe, selama ini aku telah membuang waktumu.”, ucapku lalu meninggalkannya pergi.
Di jalan aku bertemu dengan kakak sepupuku, “SooJung-ah, kau menangis??”, tanya YoonA eonni padaku. “Wae?? Ayo ke rumahku!”, ajaknya sambil merangkulku, dan aku menurut. Selain dia, tidak ada lagi orang yang bisa menenangkanku ,karena 3 tahun terakhir aku dekatnya, dia sangat baik dan perhatian padaku. YoonA eonni membawaku ke kamarnya lalu meninggalkanku, “Tunggulah disini! Akan ku buatkan teh hangat dulu”, ucapnya tersenyum.
Hanphone YoonA eonni yang tertinggal di kamar berbunyi, aku melihatnya
Choi MinHo send a message
Aku sedikit terkejut, karena sms itu dari MinHo oppa. Aku membaca smsnya
Aku merindukanmu, Yoona-ya. Bisakah kita bertemu hari ini?
Nafasku sesak, air mataku yang mulai kering, kini basah lagi, aku tidak bisa menerima kenyataan bahwa yeoja yang dicintai MinHo oppa itu adalah sepupuku sendiri.
“SooJung-ah, minumlah teh ini. Ku harap ini bisa menenangkan pikiran dan hatimu, Karena ini terbuat dari Air cinta, teh kebahagiaan, dan gula ketulusan..!”, ucap YoonA eonni.
“Eonni, apa kau sedang berpacaran dengan MinHo oppa?”, tanyaku to the point. Kulihat YoonA eonni kaget, “Mianhe~”, lirihnya. “Jadi ini benar.. Eonni, kau tau kalau aku mencintainya. Kau tau, hanya dia satu-satunya orang yang kuharapkan untuk selalu ada di sisiku?! Tapi kenapa kau......”, seruku namun dia menyelanya,
“Haruskah aku mengalah lagi untuk masalah ini..??! Selama ini aku dituntut untuk selalu memperhatikanmu, menyayangimu mengalah untuk kebaikanmu, apapun untukmu, semata-mata agar keluargaku terkesan baik di hadapan keluargamu!! Lalu apakah aku juga harus merelakan namja yang kusukai untukmu juga??! Tidak!! Aku baik padamu agar aku bisa dekat dengan MinHo, dan sebaliknya MinHo memanfaatkanmu 3 tahun terakhir ini agar bisa dekat denganku, karena kau adalah sepupu dekatku!! Selain itu, agar Appa mu itu mau membagi hartanya pada kami atas kebaikan kami padamu selama ini!!”, seru YoonA eonni yang membuatku benar-benar lemas.
“Kalian sengaja mempermainkan perasaanku! Haha.. Aku ini buta atau bodoh?!!,ujarku  menertawai diriku sendiri lalu melangkah pergi. Sebelum aku membuka pintu kamar aku berkata, “Bukan karena kalian mempermainkanku, Aku membenci kalian! Aku benci kau dan Choi MinHo ,karena telah mempermainkan arti ketulusan untuk memanfaatkanku!!!”
*Flashback END*

*SooJung POV*
“Setelah kejadian itu, aku pindah ke Amerika dan tinggal bersama SooYeon eonni beserta nenekku.”, terangku pada ChanYeol. “Lalu, apa kau bahagia disana? Uhmmm..... Setauku, pergaulan disana.. hmm...”, pertanyaan ChanYeol menggantung, tapi aku tau yang dia maksud. “Aku melanjutkan sekolah dan tinggal di asrama khusus putri disana. Saat akhir pekan aku tinggal bersama SooYeon eonni dan nenekku. Jadi aku pun juga tidak punya banyak teman. Disana aku memakai nama Krystal Jung. Di sekolah atau asrama saja, aku sering dibully karena aku dianggap orang asing disana. Namun, mereka akan berpura-pura baik padaku saat mereka benar-benar membutuhkanku.”, jelasku. “Kau pasti sangat tertekan? Hmm,, oleh karena itu kau selalu bersikap dingin pada setiap orang??”, tanyanya hati-hati. Aku mengangguk, “Aku takut untuk percaya pada orang lain. Makanya, aku lebih suka sendiri.”, jawabku.
“Kalau begitu mulai sekarang percayalah padaku!!”, serunya sambil menggenggam tanganku dan tersenyum. “Apa itu senyum ketulusan?? Aku belum pernah melihat senyum seperti itu, benar-benar menyejukkan hati. Mengalahkan senyum termanis seorang Choi MinHo.”, batinku. “Uhmm,, sekarang bolehkah aku yang bertanya??”, tanyaku melepaskan genggamannya, karena aku merasa sangat canggung. “Tanyakan saja!”, serunya semangat.


“Kejadian ketika aku pingsan itu...?"


-to be continued-

No comments:

Post a Comment