WHAT IS
LOVE? :: “Because of HAPPY VIRUS”
Part 4
Cast :
EXO-K’s ChanYeol as Park ChanYeol
GG’s TaeYeon as Park TaeYeon (ChanYeol’s Older
Sister)
F(x)’s Krystal as Jung SooJung
GG’s Jessica as Jung SooYeon (SooJung’s Older
Sister)
SHINee’s MinHo as Choi MinHo
GG’s YoonA as Jung YoonA (SooJung’s cousin)
Rating : PG-15
Genre : Romance
*SooJung POV*
“Oiya, Hyung, dimana MinHo Hyung?”, tanya ChanYeol
pada namja yang bernama Lee SungMin. “Choi MinHo sedang di kamar mandi.”,
jawabnya.
“DEG!!!! Choi MinHo?!”, jantungku langsung berdetak
dengan kencang saat aku mendengar nama itu. “Pasti bukan dia!”, batinku mencoba
menenangkan perasaanku.
“Hey!! ChanYeol-i, apa Onew hyung tidak datang??”, ku
dengar ada suara seorang namja datang dari arah pintu yang kubelakangi. Kulihat
ChanYeol langsung menoleh ke arah namja itu. “Tidak, MinHo Hyung. Katanya dia
ada urusan”, jawab ChanYeol. Detak jantungku semakin kencang, dan nafasku mulai
sesak. “Haha.. Pasti dia sedang sibuk berkencan dengan kekasihnya yang bernama
MinHee itu!!”, seru Lee SungMin. Kini ia sudah tepat ada di depanku, aku
menundukkan kepalaku, tubuhku juga sudah mulai lemas.
“Oh! Kau temannya Park ChanYeol?? Kenalkan~ Choi MinHo
imnida, aku drummer. Sedangkan dongsaengku yang satu ini adalah bassis!! Kau
pasti sudah tau kan?”, ucapnya padaku sambil merangkul ChanYeol. Aku mengangkat
kepalaku perlahan untuk melihat sosok Choi MinHo yang ada di hadapanku.
“Deg!!!!!!!”, rasanya jantungku seperti terhantam
ketika melihat namja itu, aku tersentak aku memundurkan diriku selangkah.
“Kau...”, lirih MinHo yang juga terkejut ketika melihatku. “Kau~~
SooJung-ah...?”, lirih MinHo ragu. “Apa kalian sudah saling mengenal??”, tanya
ChanYeol bingung.
Aku tak sanggup menahan perasaan ini. Lukaku yang
sudah pulih, kini tersobek lagi, benar-benar sakit. Aku berlari meninggalkan
Studio. Terdengar suara Park ChanYeol memanggil namaku, namun aku tidak
menggubrisnya. “SooJung-ah!!!!!! JamkkanmanYo!!!!!!!”, teriak ChanYeol. Aku
berlari sekencang mungkin. Aku memutuskan bersembunyi di celah dinding, agar
ChanYeol tak melihatku, aku belum siap bertemu dengannya saat ini. Setelah ku
rasa ChanYeol tidak mengikutiku lagi karena kehilangan jejakku, aku memutuskan
untuk pulang ke rumah dengan langkah gontai.
*ChanYeol POV*
Aku mengejar SooJung, aku berkeliling menelusuri
jalanan kota.
5 menit->10menit
“Haaach!!!! aku kehilangan jejaknya! Otteokhae??!!
Seharusnya aku menjaganya dan membuatnya happy!!!! Kenapa malah jadi
begini..?!! Kemana dia??!!”, seru ChanYeol ngos-ngosan. Aku memutuskan untuk
menelpon SooYeon noona.
010.7101.05xxx CALL
ChanYeol: “Yoboseyo!!
SooYeon noona, apa SooJung sudah pulang??”
SooYeon: “Sudah.
Sekarang dia ada di kamarnya. Waeyo?”
ChanYeol: “Oh!
Aniyo~~ Uhmm, mianhamnida, noona. Sepertinya hari ini aku gagal membuatnya
terhibur..”
SooYeon: “Oh..
Gwaenchana... Kau sudah berusaha dengan baik kan?! Tidak masalah, yang penting
sekarang SooJung sudah pulang. Gomawo, ChanYeol-sshi..”
Aku lega SooJung sudah ada di rumahnya. Kini yang ku
cemaskan adalah bagaimana perasaan SooJung sekarang, dan penasaran apa hubungan
SooJung dengan MinHo Hyung. Aku tak ingin jika
malam ini aku tidak bisa tidur karena penasaran. Sepertinya aku harus
mengintrogasi MinHo Hyung malam ini juga. Aku segera mengirim sms untuknnya.
To: 010.7101.19xxx
Hyung, bisa temui aku
sekarang? Ku tunggu di lapangan basket dekat rumahku.
*ChanYeol POV*
“MinHo Hyung!!”, panggilku. MinHo Hyung menoleh ke
arahku, lalu menghampiriku. Ketika ia
sudah duduk di sampingku ,“Kau pasti tau, apa yang ingin ku bicarakan denganmu
sekarang, Hyung..?”, tanyaku memulai pembicaraan. “Jung SooJung..??”,
tebakannya sungguh tepat.
“SooJung adalah teman masa kecilku. Kami dekat sejak
kami di taman kanak-kanak. Tapi sejak
kelas 3 SMP kami putus komunikasi, karena dia memutuskan untuk melanjutkan
sekolahnya di Amerika. Makanya tadi aku cukup terkejut melihatnya. Aku tidak
tau kalau dia sudah kembali ke Korea.”, lanjut MinHo Hyung menerangkan
hubungannya dengan SooJung. “Oh.. Tapi kenapa SooJung terlihat begitu terkejut,
seperti orang ketakutan??”, tanyaku. “Haha.. Mungkin karena aku mirip vampir?!!”,
canda MinHo Hyung.
“Haach!! Aku serius, Hyung!! Kalau kalian berteman
sejak kecil, seharusnya kalian terkejut bahagia!! Bukan seperti itu tadi!!!
Kenapaa..”, seruku terputus karena MinHo Hyung menyela pertanyaanku, “Sudah
malam!! Kau harus cepat istirahat, jika tidak mau terlambat ke sekolah lagi
besok!! Annyeong!”, serunya dan meninggalkanku. “MinHo Hyung!!!!! Pembicaraan
kita belum selesai!!!”, teriakku. “Kita bicarakan lain waktu saja!!” balasnya.
-Keesokan harinya-
@School
*Author POV*
Setelah absen beberapa hari SooJung sudah mulai masuk
sekolah lagi. ChanYeol senang bisa melihat SooJung di kelas, namun seharian di
sekolah ChanYeol tidak mendekati SooJung. SooJung sendiri pun tidak
menghiraukannya.
-Bel pulang sekolah
berbunyi-
*ChanYeol POV*
Kulihat SooJung segera membereskan alat-alat tulisnya
ke dalam tas. Aku pun segera membereskan milikku juga, dan menghampirinya.
“SooJung-ah, kulihat dari tadi kau hanya duduk di kelas?? Apa tidak lelah duduk
terus begitu?? Bisa ambeien lhoo..!!”, candaku. Seperti biasa, SooJung tak
menghiraukanku. “Apa kau marah?? Aku tidak akan menanyakan kejadian yang
kemarin, walau sebenarnya aku penasaran dan mengkhawatirkanmu. Besok kau ada
waktu?? Uhmm,,, besok jam 10 pagi ku tunggu kau di Namsan Tower!! Okay! Sampai
ketemu besok!! Annyeong~”, ujarku sambil tersenyum. “Aku tidak akan datang!”,
seru SooJung ketika aku hendak keluar kelas. “Kau harus datang!! Aku akan
menunggumu sampai kau datang!! Arachi??!!!”, seruku lalu keluar kelas.
-Jung’s Family-
*SooJung POV*
“Aku pulang!!!”, seru SooYeon eonni. “SooJung-ah,, apa
kau tidak bosan hari minggu yang cerah begini hanya mengurung diri di
rumah..?!!”, seru SooYeon eonni duduk di samping. Aku tidak menghiraukan ocehan
eonniku, aku hanya menatap televisi yang dari tadi ku ganti-ganti channel. “Tu
kaan...?! Channel TV saja kau gonta-ganti seperti itu!! Tidak ada acara TV yang
bisa menarik perhatianmu kan??! Uuuh,, Pasti asyik ke Namsan Tower di hari yang
cerah begini!!”, ucap SooYeon eonni yang seketika membuatku teringat sesuatu.
“Namsan Tower..??!”, lirihku. “Eonni,, sekarang jam berapa??”, tanyaku. SooYeon
eonni langsung melihat jam tangannya ,”Sudah jam 3. Wae?”, jawabnya. “Haach,
tidak mungkin dia menungguku!!”, gumamku.
“Kau harus datang!! Aku
akan menunggumu sampai kau datang!! Arachi??!!!”, ucapan ChanYeol kemarin terngiang-ngiang di
kepalaku. “SooYeon eonni,, dimana kunci mobilmu?”, tanyaku. “Ini.”, jawabnya
sambil menggantung-gantungkan kunci mobilnya di hadapanku. Aku langsung merebut
kunci itu dari tangannya, dan berlari meninggalkannya. “SooJung-ah!!! Kau mau
kemana???!!”, teriak SooYeon eonni.
@Namsan Tower
Aku segera mencari ChanYeol, kulihat dia sedang duduk
di bangku taman sambil menyeruput ice coffee. “Aiiiish, ternyata benar dia
menungguku.. Dasar babo namja!!!”, gumamku lalu menghampirinya. ChanYeol
tersenyum gembira ketika melihatku, namun sedetik kemudian raut wajahnya yang
bahagia berubah menjadi seperti orang marah. “Kau tau sudah berapa jam aku
menunggumu?? Kau tau cuaca hari ini cerah tapi sangat panas!!! Lihat peluhku
ini!! Kau ini memang lupa atau sengaja lupa?!!”, kesalnya sambil menunjuk
dahinya. “Aku sudah bilang kalau aku tidak akan datang kan..??!!!!!!!”, seruku.
“Tapi kenyataanya kau datang kan..?!!! Sudahlah,, aku lelah menunggumu 5 jam
disini, aku ingin pulang sekarang. Kau pulang saja!!”, serunya. “Baiklah.. Aku
pulang!! Bye~”, ucapku santai lalu meninggalkannya.
“Aah~ Andweeyoooo!!!”, teriak ChanYeol, aku tersenyum
mendengar teriakannya itu, lalu berbalik menghadapnya. “Kau mau usahaku
menunggumu berjam-jam sia-sia..?!”, keluhnya. “Kau sendiri kan yang menyuruhku
pulang??!”, jawabku innoncent. “Aiiiiish!!! Kau ini!!! Aku kan tidak menyuruhmu
untuk menganggap itu serius!! Seharusnya kau minta maaf ,lalu memintaku untuk
tidak pulang!! Kenapa kau tidak mengerti??! Sensitif lah sedikit!!”, kesalnya
lagi. Aku hanya bisa tertawa di dalam hati melihatnya marah-marah seperti itu,
lucu sekali. “Mianhe~~”, ucapku sedikit canggung, ChanYeol tersenyum lebar
mendengarnya.
Kami memutuskan untuk berjalan-jalan mengelilingi
Namsan, awalnya aku sedikit canggung, tapi ChanYeol selalu berhasil membuatku
terasa lebih lepas, sesekali aku tertawa mendengar candaan-candaannya. Kini aku
tidak mau menahannya lagi, menahan perasaan senang, sedih, maupun marah, aku
akan mengekspresikannya.
“SooJung-ah, sebenarnya aku tidak ingin membahasnya
lagi. Tapi aku sangat penasaran. Uhmmm, Sebenarnya saat di studio.. Hmmmm,,
MinHo hyung..... itu.... apa diaa.. temanmu masa... kecil..?”, tanyanya
hati-hati. “Dia adalah sahabatku masa kecil. Sebagian besar kenangan masa
kecilku dipenuhi olehnya,, aku sangat ingin melupakannya. Bahkan lebih baik aku
amnesia selamanya, agar memoryku yang hampir dimonopoli olehnya itu dapat
terhapus!!”, jawabku.
-FLASHBACK-
*Author POV*
Seorang gadis berusia 10 tahun berlari menuju taman,
“Aku benci mendengar mereka bertengkar!!!”, tangis gadis kecil itu. “SooJung-ah,,
apa orangtuamu bertengkar lagi??”, tanya seorang anak laki-laki yang lebih tua
satu tahun dari gadis itu. “MinHo Oppa...!! hiks..hiks..hiks..“, rengek SooJung
kecil sambil memeluk anak laki-laki itu. “Sudah~~ Ada oppa disini. Lebih baik
kita bermain saja! Oke?!”, hibur MinHo kecil. Sudah 5 tahun MinHo senantiasa
menemani SooJung kecil yang selalu merasa kesepian. Mereka dekat sejak Eonni
SooJung satu-satunya tinggal di Amerika bersama neneknya.
*SooJung POV*
Aku merasa sangat beruntung mempunyai seseorang yang
selalu ada di sampingku saat suka dan duka, yang selalu memberiku semangat saat
aku lemah. Choi MinHo bagai malaikat penjagaku yang berwujud.
“Oppa, kenapa kau sangat baik padaku?? Aku kan selalu
merepotkanmu.”, tanyaku pada MinHo oppa yang sedang mengayun-ayukan ku di
ayunan taman. “Aku merasa tidak repot kok. Karena aku TuLus!! Dalam melakukan
apapun, kalau kita tulus, pasti akan terasa ringan, hasilnya akan memuaskan,
dan berakhir dengan baik! Itulah yang kuyakini.”, jawabnya sambil tersenyum
manis padaku. “Kalau begitu aku juga akan tulus melakukan apapun!!”, ucapku.
Aku akan selalu mengingat ucapan bijakmu, MinHo oppa..”, batinku.
Dari TK sampai SMP kami satu sekolah. Namun ketika di
SMP aku semakin jarang bisa bertemu dengannya, karena dia semakin sibuk dengan
urusannya sendiri. Sebentar lagi aku akan naik ke kelas 3 SMP, sedangkan MinHo
oppa akan lulus. Aku ingin memberikannya sesuatu. “MinHo oppa!!”, panggilku
ketika aku melihatnya sedang berlatih basket. “Oh, SooJung-ah. Ada apa?”,
tanyanya sambil meneguk sebotol air. “Oppa, sudah lama kita tidak bermain di
taman biasanya. Nanti sore kau ada waktu kan?”, tanyaku hati-hati. Kulihat
MinHo oppa berpikir sejenak. “Oppaaaa... yaa??!”, rayuku. “Baiklah, jam 5 sore
yaa..?”, tawarnya. “Baik!! Kalau begitu aku pergi dulu yaa.. Ada tugas yang
harus ku kerjakan. Oppa, hwaiting!!”, seruku menyemangatinya untuk melanjutkan
latihannya.
-Taman @ 5 P.M-
“Oppa, ini untukmu. Aku yang membuatnya sendiri lhoo..
Maaf jika hasilnya kurang memuaskan. Tapi yang jelas ini kubuat dengan
ketulusan.”, ucapku sambil menyerahkan sepasang sarung tangan rajutanku. MinHo oppa
tersenyum menerimanya, namun senyumnya hilang ketika ia melihat tulisan
SJ<3MH. Aku memang sengaja menambahkannya di bagian dalam sarung tangan itu.
“Oppa,, wae?? Apa kau tidak suka dengan tulisan itu?”, tanyaku ragu.
“SooJung-ah,, mianhe~~ Aku tidak bisa menerima ini.”, ujarnya menyerahkan
kembali sarung tangan tersebut padaku. “Oppa...”, lirihku, hatiku terpukul ,aku
merasa telah ditolak. “Jangan menyukaiku apalagi mencintaiku, SooJung-ah..!!
Karena aku tidak bisa membalas perasaanmu.”, ujar MinHo oppa.
“Waeyo, oppa? Kau bilang, melakukan apapun dengan
ketulusan akan berakhir dengan baik. Apa aku kurang tulus?? Sudah 10 tahun kita
bersama, aku melihat ketulusanmu selama ini, dan aku juga berusaha menunjukkan
ketulusanku. Apa kau tidak bisa melihat ketulusanku, oppa??! Kau pernah bilang
kau menyayangiku, oppa..?!!! Kau juga berjanji akan menjagaku selamanya.”,
ujarku ,airmataku juga sudah mulai menetes.
“SooJung-ah,, itu masa lalu!! Saat itu aku masih kecil.
Aku bahkan tidak ingat pernah mengatakan itu! Aku sudah mulai dewasa, tidak
mungkin seumur hidupku ini ,apalagi masa remajaku yang sedang indah-indahnya
ini terganggu oleh tanggung jawab yang sebenarnya bukan tanggung jawabku!! Ada
yeoja lain yang kucintai, tolong mengertilah aku! Mianhe.”, terangnya.
Mendengarnya membuat lukaku tergores semakin dalam,
“Lalu ketulusan yang bagaimana yang kau tunjukkan selama 10 tahun terakhir inii,
oppa..??”, tanyaku.
“Sebelum SooYeon noona pergi ke Amerika, dia memintaku
untuk menjagamu.”, ujar MinHo oppa. “Jadi kau melakukan ini karena permintaan
eonniku..?? Pasti kau sangat terbebani..!? Aku benar-benar salah total menilai
ketulusanmu, oppa!! Mianhe, selama ini aku telah membuang waktumu.”, ucapku
lalu meninggalkannya pergi.
Di jalan aku bertemu dengan kakak sepupuku,
“SooJung-ah, kau menangis??”, tanya YoonA eonni padaku. “Wae?? Ayo ke
rumahku!”, ajaknya sambil merangkulku, dan aku menurut. Selain dia, tidak ada
lagi orang yang bisa menenangkanku ,karena 3 tahun terakhir aku dekatnya, dia
sangat baik dan perhatian padaku. YoonA eonni membawaku ke kamarnya lalu
meninggalkanku, “Tunggulah disini! Akan ku buatkan teh hangat dulu”, ucapnya
tersenyum.
Hanphone YoonA eonni yang tertinggal di kamar
berbunyi, aku melihatnya
Choi MinHo send a message
Aku sedikit terkejut, karena sms itu dari MinHo oppa.
Aku membaca smsnya
Aku merindukanmu, Yoona-ya. Bisakah kita bertemu hari
ini?
Nafasku sesak, air mataku yang mulai kering, kini
basah lagi, aku tidak bisa menerima kenyataan bahwa yeoja yang dicintai MinHo
oppa itu adalah sepupuku sendiri.
“SooJung-ah, minumlah teh ini. Ku harap ini bisa menenangkan
pikiran dan hatimu, Karena ini terbuat dari Air cinta, teh kebahagiaan, dan
gula ketulusan..!”, ucap YoonA eonni.
“Eonni, apa kau sedang berpacaran dengan MinHo oppa?”,
tanyaku to the point. Kulihat YoonA eonni kaget, “Mianhe~”, lirihnya. “Jadi ini
benar.. Eonni, kau tau kalau aku mencintainya. Kau tau, hanya dia satu-satunya
orang yang kuharapkan untuk selalu ada di sisiku?! Tapi kenapa kau......”,
seruku namun dia menyelanya,
“Haruskah aku mengalah lagi untuk masalah ini..??!
Selama ini aku dituntut untuk selalu memperhatikanmu, menyayangimu mengalah
untuk kebaikanmu, apapun untukmu, semata-mata agar keluargaku terkesan baik di
hadapan keluargamu!! Lalu apakah aku juga harus merelakan namja yang kusukai
untukmu juga??! Tidak!! Aku baik padamu agar aku bisa dekat dengan MinHo, dan
sebaliknya MinHo memanfaatkanmu 3 tahun terakhir ini agar bisa dekat denganku,
karena kau adalah sepupu dekatku!! Selain itu, agar Appa mu itu mau membagi
hartanya pada kami atas kebaikan kami padamu selama ini!!”, seru YoonA eonni
yang membuatku benar-benar lemas.
“Kalian sengaja mempermainkan perasaanku! Haha.. Aku
ini buta atau bodoh?!!,ujarku menertawai
diriku sendiri lalu melangkah pergi. Sebelum aku membuka pintu kamar aku
berkata, “Bukan karena kalian mempermainkanku, Aku membenci kalian! Aku benci
kau dan Choi MinHo ,karena telah mempermainkan
arti ketulusan untuk memanfaatkanku!!!”
*Flashback END*
*SooJung POV*
“Setelah kejadian itu, aku pindah ke Amerika dan
tinggal bersama SooYeon eonni beserta nenekku.”, terangku pada ChanYeol. “Lalu,
apa kau bahagia disana? Uhmmm..... Setauku, pergaulan disana.. hmm...”,
pertanyaan ChanYeol menggantung, tapi aku tau yang dia maksud. “Aku melanjutkan
sekolah dan tinggal di asrama khusus putri disana. Saat akhir pekan aku tinggal
bersama SooYeon eonni dan nenekku. Jadi aku pun juga tidak punya banyak teman. Disana
aku memakai nama Krystal Jung. Di sekolah atau asrama saja, aku sering dibully
karena aku dianggap orang asing disana. Namun, mereka akan berpura-pura baik
padaku saat mereka benar-benar membutuhkanku.”, jelasku. “Kau pasti sangat
tertekan? Hmm,, oleh karena itu kau selalu bersikap dingin pada setiap orang??”,
tanyanya hati-hati. Aku mengangguk, “Aku takut untuk percaya pada orang lain.
Makanya, aku lebih suka sendiri.”, jawabku.
“Kalau begitu mulai sekarang percayalah padaku!!”,
serunya sambil menggenggam tanganku dan tersenyum. “Apa itu senyum ketulusan??
Aku belum pernah melihat senyum seperti itu, benar-benar menyejukkan hati.
Mengalahkan senyum termanis seorang Choi MinHo.”, batinku. “Uhmm,, sekarang
bolehkah aku yang bertanya??”, tanyaku melepaskan genggamannya, karena aku
merasa sangat canggung. “Tanyakan saja!”, serunya semangat.
“Kejadian ketika aku pingsan itu...?"
-to be continued-
No comments:
Post a Comment